YOGYAKARTA – Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan DIY menyelenggarakan pameran dan konferensi wayang tingkat internasional, 21-25 Agustus. Kegiatan yang bertemakan ‘wayang untuk kemanusiaan’ ini akan menampilan kegiatan konferensi ilmiah hingga pertunjukan wayang di pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri dan Hotel Inna Garuda.
Ketua panitia pelaksana, Dr. Ida Rochani, mengatakan kegiatan ini melibatkan para akademisi dan komunitas pemerhati wayang serta yang bertujuan untuk memberikan informasi dan publikasi luas kepada mayarakat tentang seni tradisional wayang kulit dalam pengembangan seni tradisional.
“UGM sebagai balai nasional kebuadayaan ingin megembangkan tradisi wayang dan mesosialisasikan wayang kepada masyarakat. Kita prihatin, wayang kini sudah tidak diminati generasi muda, padahal telah diakui oleh Unesco sebagai warisan dunia,” kata ketua pengelola Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) UGM kepada wartawan, Jumat (15/8).
Senada, Kepala Dinas Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, GBPH Yudhaningrat, mengatakan wayang yang telah diakui dunia seharusnya menjadi kebanggan seluruh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, sudah sepantasnya produk budaya tersebut dilestarikan. Bahkan dari cerita dan tokoh wayang tersebut mengandung nilai-nilai pendidikan karakter. “Jangan sampai merosot dan ditinggalkan karena tidak lagi tontotan dan tuntunan,” katanya.
Larasati Suliantoro Sulaiman, selaku panitia pameran wayang, mengatakan pameran wayang melibatkan 30 komunitas pemerhati wayang dari berbagai daerah. Rencananya panitia akan memamerkan hasil kreasi wayang yang dikombinasikan dengan seni batik. “pokoknya dari kreasi wayang baru hingga wayang ukur,” katanya.
Wanita pemerhati batik ini menambahkan pameran wayang ini juga menampilkan tokoh-tokoh wayang yang diidolakan oleh para pemimpin, seperti wayang gatotkaca kesukaan Soekarno dan Sri Sultan HB IX, tokoh wayang Kumbokarno kesukaan Abdurahman wahid. “Masyarakat yang ingin menyaksikan pameran juga dapat menikmati proses pembuatan wayang,” katanya.
Ida Rochani menambahkan, pembukaan pameran wayang ditandai dengan penorehan goresan mural wayang oleh Gubernur DIY, Sri Sultan HB X dan Rektor UGM Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc. (Humas UGM/Gusti Grehenson)