Sosok mahasiswa ini sederhana dan santun. Selayaknya pemuda dari desa, Burhan Arifin juga aktif dalam berbagai kegiatan desa, seperti Karang Taruna. Ia pun tidak segan untuk turun ke sawah membantu orang tuanya yang kadang kala menjadi buruh tani dan buruh bangunan. Namun, di balik sikapnya yang santun dan sederhana ini Burhan merupakan sosok mahasiswa yang cerdas. Ini terbukti ketika dirinya diterima masuk Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK), Fakultas Kedokteran UGM melalui program Bidikmisi yang masuk melalui jalur SBMPTN.
‘Terus terang memilih UGM karena namanya yang sudah terkenal, banyak jaringan dan lulusannya dapat prioritas untuk bekerja,”kata Burhan mengawali perbincangan di rumahnya, Kukap, Poncosari, Srandakan, Bantul, Selasa (20/8).
Mahasiswa lulusan SMAN 2 Bantul ini tertarik untuk memilih program studi Ilmu Keperawatan karena prospeknya yang cukup bagus di dunia kerja. Ia menilai lulusan program studi Ilmu Keperawatan selama ini banyak yang langsung diterima di dunia kerja, khususnya di bidang kesehatan.
“Ini pilihan pertama mas karena saya optimis ketika lulus akan lebih mudah dalam mencari kerja,”kata mahasiswa kelahiran Bantul, 11 April 1995 itu.
Belum lagi masuk kuliah, mahasiswa yang pernah meraih juara lomba Matematika di bangku SMP ini sudah memiliki banyak rencana ketika lulus kelak. Ia ingin melanjutkan untuk mengambil pendidikan profesi. Selain itu ia pun tertarik untuk melanjutkan studi S2 dengan mencari beasiswa yang banyak ditawarkan.
Masuknya Burhan ke UGM ini tentu disambut gembira kedua orang tuanya, Mujiyono dan Tri Sulistiyani. Selama ini Mujiyono sering memberi dorongan kepada Burhan untuk serius belajar agar dapat diterima di UGM. “Saya sering bilang ke Burhan, mosok orang dari mana-mana bisa masuk UGM kamu gak bisa. Senang mas anak saya akhirnya bisa kuliah di UGM,”tutur Mujiyono bangga.
Mujiyono selama ini bekerja tidak menentu. Terkadang dirinya ikut menjadi buruh tani, lain waktu dirinya bekerja sebagai buruh bangunan. Tidak ada penghasilan tetap yang diperoleh. Sedangkan istrinya, Tri Sulistiyani, hanya menjadi ibu rumah tangga.
“Rata-rata penghasilan enam ratus ribu per bulan. Tapi ya gak menentu. Ini dua bulan saja saya tidak bekerja mas,”katanya.
Kini, tercapai sudah cita-cita Burhan Arifin untuk kuliah di UGM. Segudang harapan menanti untuk segera diwujudkan (Humas UGM/Satria AN)