YOGYAKARTA – Tidak Kurang 880 pakar psikologi sosial dari seluruh dunia hadir dalam The 10th Biennal Conference of Asian Association of Social Psychology di kampus Universitas Gadjah Mada. Konferensi yang berlangsung selama empat hari, 21-24 Agustus ini dihadiri peserta dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, Filipina dan Thailand. Mereka mempresentasikan hasil riset mengenai psikologi sosial Asia.
Ketua panitia konferensi, Dr. Kwartarini Wahyu Yuniarti, mengatakan konferensi ini akan membahas psikologi sosial yang bersumber dari kearifan lokal Asia. Pasalnya perhatian mengenai psikologi lokal asia masih sangat minim dalam kontribusinya pengembangan pendidikan psikologi sosial dunia.“Asia kini banyak mendapat perhatian peneliti psikologi dari Amerika dan Eropa karena mereka menyadari bahwa di Asia terdapat banyak pakar psikologi lokal,” kata Kwartarini usai mengikuti pembukaan Konferensi di Grha Sabha Pramana UGM, Rabu malam (21/8).
Menurut dosen psikologi UGM ini, sejak 1995 para psikolog sosial yang tergabung dalam Asian Association of Social Psychology (AASP) mulai mengembangangkan psikologi sosial yang bersumber dari kearifan lokal masyarakat asia. “Banyak sumber yang bisa digali sebagai identitas bangsanya sendiri,” katanya.
Presiden AASP, Dr. Jianxin Zhang, mengatakan pertemuan kali ini bisa manfaat besar dalam membangun kerjasama riset antar peneliti. Dengan demikian semakin banyak hasil penelitian psikologi sosial dari kerjasama riset antar negara yang bisa dipulikasikan.
Zhang megaku bangga karena penyelenggaraan konferensi ke-10 AASP kali ini merupakan yang terbesar dibanding dari penyelenggaraan sebelumnya. Menurutnya, panitia berhasil mendatangkan peserta dari berbagai negara. Ketertarikan para peserta mengikuti konferensi ini, diakuinya, tidak lepas dari reputasi UGM di tingkat internasional dan lokasinya yang berada di Yogyakarta sebagai kota budaya dunia. “Yogyakarta sebagai kota warisan cagar budaya yang dicintai banyak orang,” Ujarnya.
Di sela pidatonya, Zhang, mempersilahkan setiap peserta untuk meperkenalkan diri dan bersalaman dengan peserta lain yang duduk di sebelahnya. Tidak lama setelah itu, Zhang menjelaskan maksud permintaannya, “Dari Yogyakarta kita membangun persahabatan,” katanya
Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset UGM, Prof. Dr. Ir. Budi Santoso Wignyosukarto mengatakan pertemuan pakar psikologi sosial ini bisasaling bertukar pengalaman dalam pemanfaatan ilmu psikologi sosial, budaya dan pengetahuan lokal masyrakat dalam menyelesaikan permasahalan sosial di masyarakat.
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X dalam sambutannya yang dibacakan Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda DIY, Drs Sulistyo SH.CN.MSi , mengatakan keonferensi ini diharapkan bisa mempromosikan psikologi sosial asia sebagai rujukan dalam pengembangan ilmu psikologi sosial dunia. Pasalnya, hampir semua lembaga pendidikan di dunia menggunakan psikologi sosial dari Amerika Serikat. “Banyak pelajar yang belajar psikologi Amerika bukan psikologi lokal. Padahal psikologi Amerika bukan satu-satunya pendekatan ilmu psikologi,” imbuhnya.
Menurut Sri Sultan, Amerika serikat mampu memperkenalkan psikologi original mereka karena dikenalkan oleh tokoh psikologi yang sudah dikenal luas. “Menurut saya tokoh semacam Ki Ageng Suryo Mentaram dari Indonesia, seharusnya bisa dikenalkan lebih jauh mengenai ajaran olah rasa jawa,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)