YOGYAKARTA – Sekitar 41% areal hutan di Indonesia atau 77,8 ha dalam kondisi terdegradasi akibat kerusakan hutan. Dari luas area tersebut, kondisi hutan agak kritis sebanyak 61 %, kritis 30% dan sangat kritis 6 %. Untuk memperbaiki kondisi hutan tersebut, akademisi dan peneliti dari fakkultas Kehutanan UGM mengusulkan pemanfaatan Tumbuhan penambat nitrogen untuk memperbaiki tingkat kesuburan tanah akibat degradasi hutan.
Cemara udang (Casuarina equisetifolia) merupakan salah satu tanaman untuk rehabilitasi kawasan kritis di daerah pesisir. Dengan memanfaatkan media mikroorganisme simbiotik Frankia, yang terdapat pada batang dan akar pohom tersebut, diketahui mampu mempercepat pertumbuhan tanaman dan meningkatkan kualitas lingkungan melalui penambatan nitrogen. “Frankia juga mampu membentuk bintil akar cemara udang. Kemampuan membentuk bintil ini meningkatkan kapasitas penambatan nitrogen di udara,” kata dosen Fakultas Kehutanan, Winastuti Dwi Atmanto Winastuti, dalam ujian terbuka promosi doktor di Fakultas Kehutanan UGM, Sabtu (24/8).
Frankia termasuk aktinomisetes yang hidup bebas dan bersimbiosis dengan casuarina sehingga mampu menambat nitrogen dari udara. Disamping mampu membentuk hifa, bersekat dan bercabang. Adapun hifa yang terbentuk dalam bintil akar mengandung haemoglobin. “Penambatan nitrogen bergantung pada konsentrasi haemoglobin dan laju reduksi asetilen,” katanya.
Dari hasil penelitiannya, sebagian besar nitrogen di lahan pasir pantai yang ditanami cemara udang berasal dari aktifitas mikroorganisme terutama Frankia yang mampu menambat nitrogen dari udara. Rerata nitrogen yang dihasilkan oleh cemara udang yang berada di dekat pantai sebanyak 455,66 kg/ha setara dengan 986,23 kg urea/ha. Bahkan penanaman cemara udang di lahan pantai berpasir juga meningkatkan C-organik 133,33-433,33% dibandingkan dengan lahan pasir yang tida ada tanamannnya.
Setelah ditanamani cemara udang, kata Winastuti, lahan pasir pantai rata-rata mengandung C berkisar 5,85-6,82 ton/ha. Kehadiran tanaman cemara udang juga mampu menaikkan nitrogen tanah 0,02%-0,04%, dibanding lahan pasir pantai yang tidak ditanami cemara udang yang memiliki kadar nitrogen 0,01%. (Humas UGM/Gusti Grehenson)