YOGYAKARTA – Guru Besar Emeritus Fakultas Psikologi UGM, Prof. Dr. Masrun, M.A., meninggal dunia. Pria kelahiran Bojonegoro, 85 tahun lalu ini meninggal di rumah Sakit Sardjito pada hari Minggu 25 Agustus 2013. Saat pesemayaman dan pemberangkatan jenazah di Balairung UGM, Senin (26/8), dihadiri langsung Wakil Presiden RI Prof. Dr. Boediono beserta istri.
Mantan Dekan Fakultas Psikologi UGM ini meninggalkan dua orang anak. Selama menjadi dosen, sempat menjabat Dekan Psikologi selama empat periode, menjabat Pembantu Rektor UGM Bidang Akademik tahun 1973 dan Sekretaris Akademik UGM tahun 1986-1994.
Dikukuhkan sebagai Guru besar pada tahun 1975 dan menyampaikan pidato pengukuhan guru besar tiga tahun kemudian, dengan judul ‘Peranan Psikologi Dalam pendidikan’. Beberapa hasil penelitian bidang psikologi yang pernah dipublikasi, seperti The Development of perception of shape and colour among Indonesian children tahun 1973, dan study on independency of three ethic group,Javanese, Batak, Bugies people yang dipublikasikan tahun 1987.
Ketua Senat Akademik UGM, Prof. Dr. Ir. Indarto, DEA, mengatakan saat Masrun dikukuh sebagai Guru Besar, ia masih mahasiswa. Sebagai mantan murid dan kolega, Indarto mengenal Masrun sebagai sosok guru dan dosen yang selalu menyampaikan ilmu sesuai dengan kompetensinya dan menyisipkan nasehat nilai-nilai kehidupan. “Beliau juga sangat kritis tentang masalah yang dihadapi publik dan bangsa Indonesia,” katanya
Meski usianya sudah tidak muda lagi, kata Indarto, Masrun selalu bersemangat dan ikut hadir setiap ada undangan rapat Majelis Guru Besar (MGB). “Dia berusaha untuk hadir,” kata Indarto.
Bahkan sampai diskusi rapat pleno, Masrun selalu menyampaikan ide, pemikiran dan pendapatnya yang masih kritis. Tidak heran jika namanya salalu muncul dalam dokumen resmi yang ditulis Majelis Guru Besar . “Dokumen sejarah MGB, statuta UGM, nama beliau selalu muncul,” kata Indarto. (Humas UGM/Gusti Grehenson)