Memperingati Dies Natalis ke-50, Fakultas Kehutanan UGM bekerja sama dengan Keluarga Alumni Gadjah Mada Kehutanan (KAGAMAHUT) menyelenggarakan beragam kegiatan, antara lain seminar region dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Pada dies kali ini, diselenggarakan 5 seminar region yaitu Seminar Region Sumatera, Seminar Region Jawa, Seminar Region Kalimantan, Seminar Region Bali-Nusa Tenggara, dan Seminar Region Sulawesi-Maluku-Papua.
Salah satu yang telah diselenggarakan adalah Seminar Region Jawa dengan tema “Hutan Penyelamat Pulau Jawa” diselenggarakan di Pusdiklat Perum Perhutani Madiun pada tanggal 27 Agustus 2013.
Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama Fakultas Kehutanan UGM, Teguh Yuwono, S.Hut., M.Sc. dalam siaran pers-nya menyampaikan bahwa latar belakang penentuan tema dalam Seminar Region Jawa ini didasari oleh semakin pentingnya peranan hutan dan sektor kehutanan di Pulau Jawa. Sebagai pulau yang merupakan pusat industri, pusat bisnis, pusat pemerintahan Indonesia, dan pulau terpadat di Indonesia Pulau Jawa menuntut berbagai layanan lingkungan, seperti kecukupan air, udara yang bersih, sarana rekreasi dan kenyamanan hidup. “Berkenaan dengan hal tersebut, keberadaan sumberdaya hutan Pulau Jawa memiliki peran vital untuk menjaga keseimbangan ekosistem, memberikan sumber penghidupan, ketahanan energi, ketahanan pangan dan menjamin pembangunan pulau yang berkelanjutan,” papar Teguh.
Hadir sebagai pembicara dalam seminar tersebut para alumni Fakultas Kehutanan UGM dan pakar dalam tema terkait yaitu Direktur Bina Perhutanan Sosial Kementerian Kehutanan, RI Dr. Haryadi Himawan; Direktur Utama Perum Perhutani, Dr. Bambang Sukmananto; Direktur Tipinter Kepolisian RI, Drs. Bambang Subiaktono; Bupati Banyuwangi, Ir. Abdullah Azwar Anas, MSi.; Deputi MenegLH bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim Dr. Arief Yuwono, MA.; Ir. Ambar Tjahjono dari ASMINDO, Dr. Suporahardjo dari LSM, dan H. Siman selaku Pengelola hutan rakyat Selopuro, Wonogiri.
Isu penting dikemukakan oleh Dr. Haryadi Himawan, Direktur Bina Perhutanan Sosial Kementerian Kehutanan RI, bahwa Pulau Jawa dalam waktu dekat menghadapi permasalahan yang sangat serius. “10 tahun lagi Jawa akan menghadapi masalah krisis air karena pertambahan jumlah penduduk. Oleh karena itu diperlukan model pengelolaan hutan yang mampu mengatasi permasalahan tersebut,” paparnya.
Terkait pengelolan hutan, Bupati Banyuwangi, Ir. Abdullah Azwar, yang juga tampil sebagai pembicara dalam seminar ini menyampaikan bahwa selama ini sebagian besar desa-desa di sekitar hutan di Banyuwangi, baik kawasan hutan Perhutani maupun kawasan Taman Nasional, termasuk kategori desa-desa miskin. Kondisi ini perlu menjadi perhatian semua pihak untuk mengentaskan kemiskinan di desa-desa sekitar hutan. Abdullah menyampaikan “Walaupun tergolong miskin, dalam kaitan dengan hutan dan kehutanan, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi tidak akan mengeksploitasi hasil hutan kayu namun akan dikembangkan untuk wisata alam dengan pendekatan eco-tourism.”
Teguh menyampaikan bahwa dari Seminar Region Jawa ini kemudian akan dirumuskan alternatif perbaikan sistem pengelolaan hutan Pulau Jawa yang berkeadilan, berkelanjutan, dan mampu menjembatani kepentingan multipihak. “Rumusan tersebut secepatnya akan kami serahkan kepada Pemerintah baik pusat dan Daerah, Kementerian Kehutanan, Perum Perhutani, DPR, dan pihak-pihak terkait lainnya,” ujar Teguh.
Selain seminar, sehari sebelumnya dilakukan pula peletakan batu pertama perbaikan jalan Banjarejo-Getas, Ngawi dan Pengukuhan Pengurus KAGAMAHUT (Keluarga Alumni Gadjah Mada Kehutanan) dari Komisariat Daerah Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, dan Jawa Timur oleh Pengurus Pusat KAGAMAHUT. Kegiatan perbaikan jalan Banjarejo- Getas ini diinisiasi oleh Fakultas Kehutanan UGM bersama-sama dengan alumni KAGAMAHUT sebagai salah satu bentuk Pengabdian Masyarakat dalam rangka Peringatan “50 Tahun” Fakultas Kehutanan UGM.
Dalam sambutannya pada acara peletakan batu pertama di Ngawi, Dekan Fakultas Kehutanan, Dr. Satyawan Pudyatmoko menyampaikan bahwa filosofi UGM ibarat seperti pohon yang menjulang tinggi ke atas dengan akar yang menghunjam dalam, yang berarti bahwa meskipun UGM saat ini merupakan salah satu universitas terbaik di Indonesia namun tidak pernah lupa untuk mengembangkan jiwa kerakyatan dan tetap peduli dengan kepentingan masyarakat kecil. “Kami sangat berharap meskipun perbaikan jalan ini hanya dalam skala kecil karena keterbatasan dana yang ada, namun akan meningkatkan kemudahan aksesibilitas bagi masyarakat desa-desa di sekitar Kampus Getas,” ujar Satyawan.
Sedangkan Wakil Bupati Ngawi, Ir. Oni Anwar Harsono, dalam sambutannya sangat mengapresiasi inisiasi yang dilakukan oleh Fakultas Kehutanan UGM. Pada tahun 2013 ini Pemerintah Kabupaten Ngawi berencana untuk melakukan perbaikan jalan dari Banjarejo-Sonde-Pitu. Di samping itu Pemerintah Kabupaten Ngawi siap membantu alat Compactor untuk perataan perbaikan jalan dari Banjarejo-Getas. Ke depan Pemerintah Kabupaten Ngawi akan melanjutkan perbaikan jalan dengan pengaspalan. (Humas UGM)