Perguruan tinggi di Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan dengan universitas di luar negeri terutama di negara maju. Kebanyakan perguruan tinggi Indonesia masih saja dibebani berbagai tanggung jawab dalam melaksanakan tridhrama perguruan tinggi.
Dr. Budiawan, staf pengajar prodi Kajian Media dan Budaya Populer Sekolah Pascasarjana UGM menyebutkan predikat yang membebani melalui konsep tridharama justru sering membuat perguruan tinggi Indonesia kalah bersaing dengan perguruan tinggi luar negeri. Tidak hanya itu, kondisi tersebut juga menjadikan perguruan tinggi di Indonesia kurang bisa berperan dalam menyelesaikan berbagai persoalan masyarakat luas.
“Perguruan tinggi Indonesia justru asyik dengan diri sendiri, dengan teori-teori yang sudah mapan dan impian-impian yang normatif sehingga menjadi tidak peka terhadap permasalahan di luar,” katanya, di Sekolah Pascasarjana, Senin (2/9) dalam konferensi pers UGM menjelang peringatan Dies Sekolah Pascasarjana UGM ke-30.
Menurut Budiawan, regulasi pemerintah turut menjadi fakto penyebab ketertinggalan perguruan tinggi di Indonesia. Ia mencontohkan, untuk melakukan riset berbagai persoalan adminstratif yang berbelit belit menjadi hambatan dalam pelaksanaan riset.
“Hakikat perguruan tinggi sebagai pabrik pengetahuan menghasilkan riset dan publikasi ilmiah. Namun dalam pelaksanaanya dibebani regulasi yang kurang mendukung. Halitulah yang menjadikan perguruan tinggi Indonesia ketinggalan kereta,” jelas Budiawan.
Keadaan tersebut, lanjutnya, juga berimbas terhadap kualitas lulusan perguruan tinggi yang kurang berdaya saing.
“Kondisi demikian menghasilkan lulusan perguruan tinggi yang tanggung. Kurang menguasai teori dan aplikasinya juga kurang
Sementara Direktur Sekolah Pascasarjan, Prof. Dr. Hartono, DEA., DESS, mengatakan setidaknya kondisi pendidikan tinggi Indonesia jauh tertinggal sekitar tiga puluh tahun dibanding dengan perguruan tinggi luar negeri. Oleh sebab itu penting bagi perguruan tinggi Indonesia berbenah diri untuk meningkatkan kualitas menghadapi tantagan kehidupan dunia modern.
Dalam kesempatan itu Hartono juga mengungkapkan bahwa Sekolah Pascasarjana terus berupaya melakukan pengembangan akademik melalui pengembagan strategi lokal untuk mewujudkan bangsa yang mandiri dan berkarakter. Beberapa diantaranya dengan berencana membuka program-program baru yakni program kelautan dan program energi bersih. (Humas UGM/Ika)