Menteri Pertanian (Mentan), Suswono menilai peternakan saat ini belum menjadi bidang agrobisnis yang intensif ditekuni oleh peternak di Indonesia. Peternak masih memposisikan bisnis peternakan ini sebagai ‘tabungan’ saja. Padahal, bisnis dan peluang usaha peternakan masih terbuka dan cukup menjanjikan.
Sementara itu, tingkat konsumsi daging, seperti unggas Indonesia juga masih minim. Ia mencontohkan masyarakat di Malaysia yang rata-rata setiap bulannya mengkonsumsi daging ayam sebanyak tiga ekor, sementara Indonesia mengkonsumsi satu ekor ayam dalam tiga bulan.
“Sulit kalau peternak memposisikan usahanya itu hanya untuk tabungan atau ‘rojo koyo’ dengan memelihara dua sampai tiga ekor ternak,”tegas Suswono, pada kuliah umum mahasiswa baru Fakultas Peternakan UGM 2013, di Auditorium Fakultas Peternakan, Rabu (4/9).
Suswono menjelaskan bahwa kebutuhan daging baik unggas maupun sapi di Indonesia masih terbatas sehingga perlu ditingkatkan. Jumlah peternak sapi di Indonesia saat ini mencapai 5,6 juta orang sedangkan jumlah ternak sapi yang dihasilkan hanya sekitar 14 juta ekor. Selain itu, dengan jumlah penduduk Indonesia yang hampir mencapai 250 juta orang kondisi tersebut bisa menjadi kerawanan jika tidak diantisipasi.
Selain persoalan SDM, infrastruktur juga masih menjadi kendala. Mahalnya ongkos angkut sapi dari NTT maupun NTB ke Jakarta ternyata masih lebih mahal jika dibandingkan biaya angkut dari Darwin, Australia.
“Negara luar seperti Australia ingin selalu Indonesia menjadi pasar. Maka kita tempatkan program swasembada daging ini pada prioritas kelima agar ketahanan pangan Indonesia tetap terjaga,”tambah Suswono.
Suswono menjelaskan beberapa program yang telah digalakkan pemerintah selain swasembada daging, yaitu diversifikasi pangan, memberi nilai tambah pada ekspor daging, serta meningkatkan kesejahteraan para peternak. Peran SDM peternakan, kata Suswono, sangat penting untuk meningkatkan produksi daging ternak di Indonesia.
Di tempat sama Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA menambahkan salah satu keberhasilan swasembada daging ternak adalah keseriusan SDM ternak di Indonesia. Tantangan SDM peternakan kian berat terutama di tengah persaingan global.
“Kita bisa mencontoh kesuksesan negara Israel maupun Iran dalam hal ini sehingga kuncinya adalah keseriusan,”pesan Agus (Humas UGM/Satria AN)