YOGYAKARTA – Rektor Universitas Paramadina, Dr. Anies Baswedan mengatakan perguruan tinggi harus mampu membentuk lulusan yang menjadi agen perubahan di masyarakat, bukan lulusan pencari kerja. Oleh karena itu ia mengajak para sarjana untuk mau turun ke desa. “Perguruan tinggi itu harus menghasilkan agen perubahan, bukan penyedia tenaga kerja,” kata Anies dalam orasi ilmiah dalam rangka pelaksanaan Dies Natalis Sekolah Pascasarjana (SPs) UGM, Kamis (5/9).
Di tengah tantangan dunia modern sekarang ini, kata Anies, Perguruan Tinggi juga harus mengemban perannya sebagai ‘eskalator’ yang menjembatani kesuksesan mahasiswa, terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu. Banyak mahasiswa dari keluarga kurang mampu, ketika lulus dari perguruan tinggi dan bekerja, bisa menjadi tokoh dan pemimpin. “Salah satunya Prof. Pratikno (Rektor UGM). Dulunya ia orang miskin dari Bojonegoro, namun kini bisa menjadi Rektor di kampus terbesar di Indonesia ini,” katanya.
Pratikno, kata Anies hanyalah satu contoh lulusan UGM yang berasal dari keluarga kurang mampu. Bahkan masih banyak lulusan UGM dari keluarga kurang mampu yang menjadi pemimpin. “Banyak anak pintar dari keluarga yang kurang mampu, setelah lulus ia menjadi ‘orang’,”ujar alumni FEB UGM ini.
Menjawab pertanyaan peserta yang mempertanyakan alasannya mengikuti konvensi capres di sebuah partai, dengan tegas Anies mengatakan keikutsertaan mengikuti konvensi tersebut dalam rangka untuk memenuhi undangan dari komite konvensi. “Mereka mengundang warga negara untuk berkontribusi pada Republik. Sebagai warga negara, saya memenuhi undangan itu. Semoga ini menjadi tradisi politik yang baik dan sehat,” tandasnya.
Meski Anies mengakui keikutsertaannya tersebut mendapat cibiran dan kritik dari sebagian anggota masyrakat, Anies mengaku ia siap menghadapinya. Bahkan ia mengaku siap jika menang atau kalah dari konvensi tersebut. “Saya tidak ingin dikenang oleh putra-putri saya, hanya karena ayahnya mundur (dari konvensi) karena takut dicaci maki dan dicibir,” katanya.
Sementara Direktur SPs UGM, Prof. Dr. Hartono, mengatakan problema yang dihadapi bangsa saat ini adalah ketimpangan infrastruktur, sarana dan prasarana, dan ketersediaan energi. Menurutnya, dukungan yang diberikan perguruan tinggi dalam ikut serta memecahkan permasalahan bangsa tersebut adalah menghasilkan lulusan yang menguasai iptek dengan pendekatan ilmu monodisiplin, multidisplin, interdisiplin dan transdisiplin. (Humas UGM/Gusti Grehenson)