Lima mahasiswa UGM dari Program Studi Elektronika dan Instrumentasi, FMIPA dan Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik berhasil merancang robot kapal tanpa awak untuk memantau serta menjaga pertahanan dan keamanan perairan laut Indonesia. Kelima mahasiswa, yaitu Nikite Sulistiyana, Malik Khidir, M. Irfan Riyadi, Febry Mulia Wardhana dan Erwhin Irmawan berhasil membuat Robot Spy Ship (Spy-Roboboat) For Protect Indonesia Sea Lanes.
Menurut Ketua tim robot, Malik Khidir, Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki 3 Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) yang berpotensi mempunyai ancaman yang berbeda-beda, seperti pencurian ikan dan penyelundupan. TNI Angkatan Laut yang memiliki fungsi menangani masalah-masalah tersebut perlu dukungan fungsi militer dengan teknologi yang mumpuni.
“Oleh karena itu, kita membuat robot kapal mata-mata tak berawak dengan sistem Unmanned Surface Vehicle (USV), agar dapat membantu TNI AL dalam mengamankan wilayah perairan Republik Indonesia dari kejahatan laut seperti penyelundupan dan sebagainya”, ujarnya di Sekolah Pascasarjana, Jum’at (6/9) saat mempertunjukkan kemampuan kapal tanpa awak Spy Ship.
Malik menjelaskan, desain lambung kapal menggunakan model monohull V yang dapat mengurangi tahanan gelombang (wave making resistance) sehingga bisa berdampak pada kecepatan yang optimal dengan efisiensi gerak yang lebih tinggi. Kapal patroli, Spy Ship didukung dengan sistem RTOS (Real-time operating system) untuk melakukan pengendalian manuver robot dan penginderaan visual secara rel time. Sedangkan untuk pencitraan digunakan kamera C920 dan mikroprosessor dengan kapasitas clock hingga 1 Ghz yang akan mendapatkan data lebih akurat dan cepat, sistem seperti ini sering disebut sebagai computer vision.
“Tidak hanya itu, kita pun melengkapi robot ini dengan senjata berupa senapan mini dan rudal buatan yang berfungsi untuk mempertahankan diri dan menyerang musuh, selain itu dapat digunakan untuk mengirim sinyal pertolongan (SOS) pada saat terjadi kerusakan sistem di tengah laut”, jelas Malik.
Malik menambahkan, kapal mampu menjalankan fungsi pengintaian dengan mode autonomous yaitu kapal mampu menyusuri lintasan secara otomatis dengan navigasi GPS yang telah di atur sebelumnya. Disamping itu, sistem juga mampu di kontrol secara manual melalui station center menggunakan remote control. “Selama sistem berjalan maka data berupa video akan selalu dikirimkan secara real time ke stasiun center”, tambah Malik, sembari berharap Spy Ship yang telah lolos Monev di bulan Agustus lalu mampu meraih prestasi terbaik Bidang Karsa Cipta saat Pimnas XXVI tahun 2013 di Lombok nanti. (Humas UGM/ Agung)