Fakultas Peternakan UGM dan Pimpinan Pusat (PP) Hidayatullah sepakat menjalin kerjasama bidang Pendidikan, Ekonomi Kelembagaan dan Agro-Industri Berbasis Peternakan. Naskah kerjasama ditandatangani Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA dan Ketua Umum PP Hidayatullah, Dr. H. Abdul Mannan, MM, di Ruang Sidang Besar Fakultas PeternakanUGM, Kamis (5/9).
Dekan Fakultas Peternakan, Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA menyambut baik kerjasama ini, karena Fakultas Peternakan UGM dan PP Hidayatullah memiliki dua core bisnis yang sama. Core bisnis Fakultas Peternakan adalah membuat pintar mahasiswa melalui pengajaran ilmu peternakan agar dapat mendukung sektor peternakan Indonesia, sedangkan PP Hidayatullah bergerak di bidang pendidikan khususnya jalur keagamaan melalui pesantren.
“Nota kesepakatan bersama ini tentu bermaksud “mengawinkan” dua kompetensi besar tersebut, agar bersinergi sehingga masing-masing pihak dapat memperoleh manfaat dengan menghasilkan lulusan yang handal dan membanggakan karena integritas dan prestasi kerjanya”, ujar Ali Agus.
Menurut Ali Agus, kerjasama perlu dilakukan mengingat didepan terdapat tantangan di bidang pangan yang sangat rentan akibat harga pangan senantiasa terpengaruh fluktuasi rupiah. PP Hidayatullah sebagai lembaga yang mempunyai cabang yang tersebar di seluruh Indonesia mempunyai sumber daya yang besar.
Oleh karena itu, dengan adanya kerjasama ini dapat memberikan bekal kepada para santri khususnya di bidang pengembangan peternakan.
“Kami merasa optimis, bahwa keduanya dapat bersinergi mengembangkan kompetensi masing-masing dan memberikan manfaat, kebaikan, dan kebahagiaan sebanyak-banyaknya”, jelasnya.
Bagi PP Hidayatullah, kata Dr. H. Abdul Mannan, MM selaku Ketua Umum, penandatanganan nota kesepakatan bersama ini merupakan yang pertama kali dilakukan oleh PP Hidayatullah sebagai lembaga sosial keagamaan di bidang peningkatan ekonomi melalui budidaya peternakan. Indonesia, menurutnya, masih memiliki banyak peluang yang dapat dikembangkan melalui usaha di bidang peternakan.
“Sehingga kami pun berharap agar kerjasama ini ditindaklanjuti. Hal ini seiring dengan basis sejarah pendirian pesantren di Indonesia, bahwa pesantren berdiri dengan ekonomi pedesaan sebagai basis, termasuk pertanian dan peternakan sebagai sektor yang pertama kali dikembangkan oleh para pendiri pondok pesantren”, ungkap Abdul Mannan. (Humas UGM/Agung)