Menyusuri sungai memakai perahu adalah hal yang sudah biasa. Menjadi lain lagi jika menyusuri sungai yang mengalir di dalam gua atau yang dikenal dengan cavetubing. Tentunya menimbulkan sensasi berbeda, menegangkan sekaligus mengasikkan.
Olahraga yang memadukan antara body rafting dan caving ini dalam beberapa waktu terakhir semakin digemari seiring bermunculannya sejumlah obyek wisata yang menawarkan olahraga ini. Katakan saja di Kabupaten Gunungkidul ada Gua Pindul dan Kali Suci yang keberadaannya berhasil menyedot perhatian masyarakat luas untuk mencobanya.
Kendati begitu, cavetubing memiliki risiko terhadap ancaman banjir yang datang secara tiba-tiba. Apabila hal ini tidak diantisipasi bisa memakan korban jiwa saat melakukan cavetubing. Kondisi ini mendorong sejumlah mahasiswa Fakultas Geografi UGM mengembangkan peralatan yang bisa digunakan untuk meminimalisir jatuhnya korban banjir dadakan saatmelakukan cavetubing.
Eni Susanti, Putri Hardiani Aryaningrum, Dicky Setiady, Sarono, dan Ardiyan Rofiq Mulyana, berhasil menciptakan sebuah alat peringatan dini akan ancaman banjir dadakan. Alat tersebut diberinama EASY. “Kami melihat potensi wisata cavetubing yang besar, tapi wisata ini rentan bahaya banjir dadakan. Maka dari itu kami berinisiatif membuat EASY untuk mengurangi bahaya banjir dadakan tersebut, sehingga keselamatan pengunjung dapat lebih terjamin”, terang Eni Susanti di kampus UGM belum lama ini.
Alat EASY bekerja dengan membaca kenaikan permukaan sungai berdasarkan kriteria tertentu. Apabila berpotensi banjir, maka alarm tanda bahaya akan berbunyi. “Bunyi alarm digunakan sebagai peringatan agar pengunjung tidak mendekati sungai dan memasuki goa. Dengan demikian, keselamatan pengunjung objek wisata cavetubing dapat lebih terjamin,”jelasnya.
Bekerjasama dengan pengelola obyek wisata Kalisuci Cavetubing, Eni dan kawan-kawan telah memasang EASY dan dimanfaatkan dengan baik. Dituturkan Eni,pihak pengelola Kalisuci cavetubing merasa terbantu dengan adanya EASY. Ketika tiba-tiba debit air naik serta arus semakin deras pengelola melarang pengunjung untuk sementara tidak masuk goa hingga debit air turun dan arus berkurang. “Saat akan terjadi banjir pemandu disana akan memberi kode secara cepat kepada pengunjung agar menjauhi sungai,”pungkasnya. (Humas UGM/Ika)