YOGYAKARTA – Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI, Muliaman D. Hadad, Ph.D, mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah yang melanda Indonesia dua bulan terakhir ini bukanlah pertanda Indonesia menghadapi krisis ekonomi yang cukup parah. Meski dampak yang ditimbulkan juga tidak kecil, namun krisis tersebut mengingatkan pengambil kebijakan ekonomi agar selalu mempersiapkan diri dalam menghadapi dinamika kondisi ekonomi global. “Pukulan (krisis ekonomi) hari ini membuat kita eling. Kerentanan itu selalu ada dan kita harus selalu mempersiapkan diri sebaik-baiknya,” kata Muliaman Hadad dalam kuliah umum yang di sampaikan di gedung auditorium BRI Gedung MSi FEB UGM, Kamis (12/9).
Menurut Muliaman, dinamika krisis ekonomi global memiliki dampak kepada semua negara. “Di Indonesia, magnitude cukup besar karena adanya defisit neraca pembayaran ekspor impor,” katanya.
Meski pemerintah telah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi dalam mengatasi krisis tersebut, imbuhnya, dibutuhkan implementasi yang baik di lapangan agar direspon positif oleh pasar. Namun begitu, pengalaman menghadapi goncangan krisis ekonomi 1998 dan 2008 lalu, banyak pelaku ekonomi terutama dari kalangan industri jasa keuangan mampu menghadapi krisis tersebut dengan baik. “Saya berharap industri keuangan kita masih bisa bekerja. Ibarat naik pesawat kita sedang kena turbulensi, sehingga perlu pakai sabuk pengaman,” katanya.
Kondisi dunia perbankan dan industri jasa keuangan ini menurutnya masih cukup baik terutama dalam likuiditas dan permodalan. “Masih jalan cukup baik. Kalo pun ada potensi shock akan direson segera karena terus dipantau oleh OJK,” katanya.
Muliaman Hadad juga sempat menyinggung tugas OJK yang bertugas mengawasi dan mengedukasi kegiatan industri jasa keuangan. Hingga saat ini OJK menerima ribuan pengaduan yang diterima dari masyarakat. “Umumnya aduan terkait klaim asuransi yang tidak dibayar atau dicurangi oleh agen asuransinya,” katanya.
Ia pun mengingatkan agar masyarakat tidak tertipu oleh iklan investasi bodong dari perusahaan yang tidak jelas yang menggunakan figur nasional dan lokal untuk mengelabui masyarakat agar mempercaya bisnis yang mereka jalankan dapat dipercaya. “Padahal itu penipuan. Ini perlu dingatkan agar masyarakat tidak terjebak,” katanya.
Selain memberikan kuliah umum, Muliaman Hadad juga secara simbolis memberikan beasiswa kepada tiga orang perwakilan mahasiswa baru UGM yang memenangkan quis online OJK yang diikuti 3.112 mahasiswa baru selama pelaksanaan PPSMB pada 29 Agustus hingga 10 Sepetember lalu. Beasiswa sebesar Rp 100 juta ini diberikan kepada 40 mahasiswa yang dianggap pemenang dalam menjawab pertanyaan seputar tugas OJK secara online. (Humas UGM/Gusti Grehenson)