YOGYAKARTA – Menulis hasil penelitian di sebuah jurnal internasional memang tidaklah gampang. Selain dituntut pintar menulis, mahasiswa dan dosen juga dituntut diharuskan memanfaatkan fasilitas perpustakaan yang menyediakan koleksi buku digital dalam bentuk buku teks, monograpgh, proceeding dan jurnal.
Demikian yang mengemuka dalam Springer SEA eBooks Seminar bertajuk “Accelerating Your Future, Springer e-Books” di Ruang Seminar Perpustakaan UGM, Kamis (12/9). Seminar hasil kerjasama Perpustakaan UGM, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UGM, dan Springer Publishing menghadirkan Managing Director Springer Japan KK Mr. Koji Yamashita, Editorial Director, Human Sciences, Springer Mr. Harmen van Paradijs, dan Dosen Fakultas Geografi UGM Dr. Rer.nat. Muh Aris Marfai.
Koji mengatakan Springer Publishing yang telah berusia lebih dari 171 tahun dan saat ini Springer fokus untuk menerbitkan tulisan di jurnal, dan buku secara online. Khusus untuk publikasi ilmiahm Springer Publishing memiliki Open Access Jurnal yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk menambah pengetahuan. “Dapat membantu dalam penulisan artikel jurnal internasional, riset, tesis dan disertasi,” ujarnya.
Paradijs melihat bahwa tantangan terbesar bagi peneliti di Asia adalah kemampuan menulis ilmiah dalam bahasa Inggris. Hal ini dikarenakan orientasi jurnal-jurnal ilmiah sudah mengglobal sehingga mereplikasikan karya tulis dalam bahasa Inggris yang universal juga sangat penting.
Sedangkan Aris Marfai menuturkan meski bahasa inggris menjadi kelemahan sebagian orang Asia, namun jangan dijadikan kendala. Ada beberapa strategi untuk dapat memperbaiki bahwa tulisan ilmiah, yaitu dengan menggunakan jasa penulisan atau bermitra dengan teman sehingga dapat saling mengkoreksi. “Kalau mau nulis ya banyak baca. Kalau mau nulis jurnal, banyak baca jurnal yang fokus pada topik tertentu”, katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)