YOGYAKARTA – Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM menegaskan siap mendukung dan mengawal kebijakan pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan terutama ketersediaan daging lewat peningkatan kesehatan ternak. Pasalnya target pemerintah untuk mencapai target swasembada daging akan sulit tercapai apabila program inseminasi buatan (IB) untuk meningkatkan populasi ternak tidak dilaksanakan secara optimal. “Ketahanan pangan lewat ketersediaan daging tidak terlepas dari kesehatan hewan. Namun semuanya tergantung seberapa jauh program pemberdayakan masyarakat ternak untuk meningkatkan populasi ternak lokal lewat Inseminasi Butaan,” kata Dekan FKH UGM Dr. drh Joko Prastowo kepada wartawan dalam rangka sosialisasi perayaan Dies Natalis FKH ke-67, Selasa (17/9).
Joko mengatakan, program inseminasi buatan berperan untuk meningkatkan reproduksi ternak bahkan mampu memperbaiki genetik ternak yang dilahirkan. “IB itu akan memperbaiki genetik yang akan dilahirkan,” katanya.
Namun demikian yang menjadi masalah di lapangan, kata Joko, banyaknya kasus kematian pedet karena kurangnya perhatian pemeliharaan kesehatan hewan ternak sejak dini. Umumnya pedet yang mati ini tersebut akibat terinfeksi penyakit cacing. “Kematian pedet pada umur 2-3 bulan karena terkena penyakit cacing. Sehingga kesehatan hewan sudah menjadi problem serius,” imbuhnya.
Tidak hanya itu, tambahnya, penyakit zoonosis, penularan penyakit hewan ke manusia, kini juga menjadi perhatian pemerintah bahkan peneliti FKH UGM juga telah mengembangkan konsep one health untuk mengatasi hal tersebut.
Sementara wakil dekan bidang penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan kerjasama FKH UGM, Dr. drh. Soedarmanto Indarjulianto, mengatakan pemerintah seharusnya segera membentuk otoritas veteriner untuk mengawal outbreak penularan penyakit hewan ke manusia. “FKH mendorong agar segera dibentuk agar kebijakan pengendalian penularan penyakit dari hewan ke manusia bisa tertangani dengan baik,” katanya.
Dr. drh. Wisnu Nurvahyo selaku ketua panitia Dies Natalis FKH UGM mengatakan tema dies natalis FKH UGM kali ini mengangkat peran dokter hewan dalam program ketahanan pangan. Puncak acara dies yang dilaksanakan pada 20 September yang diisi dengan orasi ilmiah ‘Menggagas Terwujudnya Swasembada Daging Sapi di Indonesia’ yang akan disampaikan Guru Besar FKH UGM Prof. drh. Aris Junaidy, Ph.D.
Rangkaiann acara dies yang berlabgsung pada 19-22 september tersebut juga diisidengan kegiatan pameran aneka satwa dan ternak, pameran produk makanan ternak, dan obat hewan. Dimeriahkan juga dengan acara pendukung seperti lomba burung berkicau, Dog Run, pengobatan dan pemeriksanaan hewan gratis, pemeriksanaan toxoplasna dan kastrasi hewan gratis. (Humas UGM/Gusti Grehenson)