Fakultas Teknologi Pertanian UGM bekerjasama dengan BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) dan BRISyariah meluncurkan Kartu ATM Program Infak Pangan. Peluncuran berlangsung di Auditorium Kamarijani FTP UGM, Kamis (19/9) dihadiri Dekan FTP, Dr. Ir. Lilik Soetiarso, M.Eng, Direktur BRISyariah, Budi Wisakseno dan Ketua Bidang Jaringan BAZNAS, dr. Naharus Surur, M.Ked.
Lilik Soetiarso mengatakan peluncuran Kartu ATM Program Infak Pangan merupakan pengembangan dari kerjasama-kerjasama sebelumnya dengan BAZNAS. Bersama BAZNAS, FTP UGM selama ini telah melakukan pengabdian di Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul dalam pengembangan wilayah Agroindustri berbasis pangan lokal.
“Pengabdian serupa juga kita lakukan di Kelompok Tani Kakao Ngudi Makmur dukuh Salaran, Desa Ngoro-Oro, Patuk, Gunung Kidul, Kelompok Tani Kakao Desa Banjaroyo, Kalibawang, Kulon progo dan pengembangan industri gula kelapa di Desa Banyusoca, Playen Gunung kidul”, kata Dekan.
Naharus Surur, Kabid Jaringan BAZNAS menjelaskan dengan Kartu ATM Program Infak Pangan mempermudah masyarakat dalam membantu sesama yang membutuhkan. Dengan membuka rekening di BRI Syariah minimal 100 ribu rupiah, maka nasabah akan menerima Kartu ATM seri infak pangan. Dengan begitu nasabah sudah berarti turut berinfak 25 ribu, tanpa mengurangi saldo.
“Disinilah ada added value, dana yang terkumpul akan disalurkan pada masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk pangan karena itu program ini dinamakan Program Infak Pangan”, jelasnya.
Naharus Surur menambahkan dengan uang pembukaan buku tabungan yang relatif rendah, diharapkan program ini menjangkau hingga kalangan mahasiswa. Sehingga semakin banyak masyarakat terlibat untuk berbagi kepada yang membutuhkan.
Dikatakan, kerjasama FTP UGM dan BAZNAS sudah berlangsung selama dua tahun terakhir ini dalam mengembangkan desa-desa yang sebagian besar penduduknya dalam kondisi pra sejahtera. Melalui program pertanian organik, peternakan terpadu, pemanfatan biogas dan pemberdayaan lainnya, perkembangan desa-desa dalam Program Zakat Community Development telah menunjukkan perbaikan.
“Sayang, masih terdapat problem gizi yang memprihatinkan di kalangan anak-anak dan lansia. Kekurangan gizi, ini karena akumulasi dari kondisi-kondisi sebelumnya. Karena itu BAZNAS dan FTP UGM membuat program perbaikan gizi melalui pemberian bahan pangan, dan sosialisasi tentang sumber gizi yang murah dan berkualitas, teknik pengolahan serta perubahan pardigma masyarakat tentang makanan dan pola makan”, kata Naharus. (Humas UGM/ Agung)