Hanya dengan mengangkat alis bisa menggerakkan kursi roda? Bisa saja. Anda tidak usah heran, hal ini bisa terjadi berkat inovasi dari lima mahasiswa Jurusan Elektronika dan Instrumentasi (ELINS) FMIPA UGM.
Adalah Rangga Kurniawan, Praja Sapta Ardiantara, Hafizh Adi Nugroho, M. Maftuhul Haq, dan Ahmad Muzakky yang berhasil mengembangkan prototipe kursi roda dengan inovasi gelombang otak sebagai sistem kendali. Alat yang dinamai Gamakuda ini berupa kursi roda yang bisa digerakkan atau dikendalikan langsung oleh otak penggunannya melalui parameter ekspresi wajah. Sehingga pengguna kursi roda bisa mengendalikan kursi roda hanya dengan menggunakan ekspresi wajah tanpa menggunakan motorik fisik.
Misalnya, dengan mengangkat alis kursi roda akan berjalan maju. Jika ingin berjalan mundur cukup dengan tersenyum, menahan gigi untuk berhenti. Selanjutnya hanya dengan mengedipkan mata sebelah kanan kursi secara otomatis akan berbelok ke kanan dan sebaliknya jika ingin berbelok ke kiri cukup dengan mengedipkan mata sebelah kiri.
“Jadi dengan ekspresi wajah kursi roda bisa bergerak tanpa menggunakan motorik fisik dan bantuan orang lain sehingga bisa mengurangi ketergantungan orang lain untuk mendorongnya,” jelas Rangga, Ketua Tim pengembang Gamakuda, Jum’at (20/9) saat berbincang dengan wartwan di ruang Fortakgama UGM.
Rangga menyampaikan kursi roda akan bergerak dengan menangkap sinyal dari ekpresi wajah yang terlihat. Prosesnya bermula saat pengguna menggerakkan wajah akan menghasilkan gelombang otak di ranah beta. Selanjutnya gelombang tersebut akan ditangkap secara wireless dengan bluetooth kemudian masuk ke google untuk diproses di dalam komputer atau laptop. Hasil pengolahan di komputer selanjutnya akan memberikan arahan gerak kursi roda.
“Sistem penggeraknya memakai motor listrik dengan power supplay berkekuatan 400 watt,” terangya.
Praja menambahkan Gamakuda menggunakan sensor elektroda dengan metode pengambilan data EEG. Sementara untuk kontrol motor menggunakan mikrokontroler dan laptop untuk memproses sinyal.
“Gamakuda ini masih berupa prototipe, namun kedepan kami akan kembangkan lagi agar bisa diproduksi secara masal sehingga bisa membantu kaum difabel,” ujar Praja.
Gamakuda terlahir dari Program Kreativitas Mahasiswa Karya Cipta (PKM-KC) dan berhasil meraih penghargaan medali perak dalam ajang PIMNAS 2013 yang dihelat di Universitas Mataram, 9-13 September lalu. (Humas UGM/Ika)