Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof.dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D., memberikan perhatian serius pada pengembangan keanekaragaman hayati di Indonesia. Menurut Ali Ghufron lebih dari 24 ribu spesies tanaman medis dan herbal di dunia, termasuk Indonesia, diyakini memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi bahan baku.
Ali Ghufron menambahkan penggunaan bioteknologi perlu dilakukan sebagai salah satu alternatif pengembangan keanekaragaman hayati. Inovasi dan teknologi yang dikembangkan diharapkan bisa ikut melestarikan dan menjaga keanekaragaman hayati secara optimal dan berkelanjutan .
“Satu hal yang penting yaitu penelitian yang berkaitan dengan keanekaragaman hayati harus didasarkan pada pengetahuan lokal,”kata Ali Ghufron, saat menjadi pembicara kunci International Conference on Biological Science Fakulty of Biology UGM (ICBS Bio-UGM 2013), di UC UGM, Jumat (20/9).
Ali Ghufron menilai perlu dilakukan terobosan dalam menghadapi krisis keanekaragaman hayati yang terjadi pada skala nasional maupun global. Langkah ini penting dilakukan untuk menghindari terjadinya kepunahan spesies yang ada. Diakuinya, penelitian yang berkaitan dengan keanekaragaman hayati memerlukan perhatian dan investasi yang besar.
“Butuh terobosan secara cepat agar tidak terjadi kepunahan spesies,”pesannya.
Para ilmuwan, kata Ghufron, semakin sadar pentingnya pelestarian keanekaragaman hayati. Pelestarian ini salah satunya terkait dengan pengembangan metode pencegahan dan pengobatan penyakit sehingga dapat mengurangi angka kematian.
Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Prof. Dr. Suratman, M.Sc saat membuka ICBS 2013 mengatakan banyak sumber daya alam yang dimiliki Indonesia tidak dikelola dengan baik. Masyarakat banyak melakukan konversi hutan, padang rumput, dan lahan basah untuk pertanian maupun pembangunan kota.
“Jika tidak dikelola dengan baik maka banyak tumbuhan serta satwa liar yang menempati habitat di alam hilang atau punah,”kata Suratman.
Ilmu Biologi menurut Suratman berperan penting dalam pengelolaan sumber daya alam, peningakatan kesadaran pada masalah lingkungan, serta keberlanjutan keanekaragaman hayati masa depan.
Sebelumnya, Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Suwarno Hadisusanto menuturkan Indonesia termasuk dalam lima besar negara yang kaya akan keanekaragaman hayatinya. Indonesia memiliki organisme endemik hingga banyak ekosistem dari darat maupun laut dengan banyak varietas.
‘Disinilah Biologi punya peran penting dalam pengelolaan sumber daya hayati,”kata Suwarno.
ICBS Fakultas Biologi tahun 2013 yang mengambil tema “Advances in Biological Science: Biological Approach for Sustainable Development of Tropical Biodiversity for Human Prosperity” ini berlangsung selama dua hari, 20-21 September 2013. Beberapa nara sumber yang hadir antara lain berasal dari Malaysia, Jepang, Korea Selatan, Australia, Swedia dan Indonesia (Humas UGM/Satria AN)