Untuk pertama kali, UGM mengikuti Chem-E Car Competition di Australia. Untuk kompetisi ini, UGM mengirimkan dua tim, yaitu Tim Subali 5 dan Tim Anjani 2.
Dua tim tersebut merupakan tim peraih juara 1 dan 3 pada kompetisi yang sama tingkat nasional di ITS belum lama ini. “Jenis kompetisi ini mengandalkan reaksi kimia sebagai bahan bakar pendorong mobil, dari satu titik ke titik yang dituju, dan yang paling mendekati titik sasaran itulah yang menjadi pemenang”, ujar Ketua Tim, M. Yantriasna Indraja, di ruang Dirmawa UGM, Selasa (24/9) saat berpamitan.
Yantriasna merasa senang UGM bisa mengirimkan dua tim bersama ITS mewakili Indonesia untuk kejuaraan ini. Ia berharap Tim Subali 5 dan Anjani 2 dari UGM bisa mempersembahkan prestasi terbaik. “Ya kita senang bisa menciptakan mobil tanpa menggunakan bahan bakar fosil. Ini tentu menjadi euforia mahasiswa teknik kimia untuk memunculkan ide-ide lain yang lebih menarik. Tidak hanya mahasiswa teknik kimia UGM, namun juga untuk PT-PT lain yang memiliki prodi teknik kimia,” ucap mahasiswa Teknik Kimia, FT UGM angkatan 2011 ini.
Yantriasna menjelaskan kompetisi Chem-E Car di Australia berlangsug selama 2 hari, tanggal 1 – 2 Oktober 2013. Kompetisi tersebut merupakan bagian dari kegiatan besar Chemecar Konferensi 29 September – 3 Oktober 2013 pada Konvensi Brisbane dan Exhibition Centre, South Bank Brisbane, Queensland, Australia.
Sang Kompiang Wirawan, ST, MT., Ph.D selaku dosen pembimbing menambahkan dalam kompetisi Chem-E Car, mahasiswa dituntut merancang reaksi kimia sebagai penggerak mesin mobil. Karena itu, kompetisi ini lebih pada penciptaan ide kreatif tentang energi alternatif. “Jadi bukan mengandalkan sumber bahan bakar fosil, makanya untuk rumusan kimianya sebagai bahan bakar tetap menjadi rahasia dari masing-masing tim,” ungkapnya.
Dalam kompetisi ini, kata Kompiang, mahasiswa mendapat tantangan besar terkait beban mobil dan informasi jarak. Sebab dua syarat tersebut akan disampaikan 1 jam sebelum kompetisi dimulai. “Tentu mahasiswa akan bekerja keras, butuh pemahaman yang baik tentang bagaimana reaksi kimia berperilaku dan berapa jumlah reaktan yang diperlukan untuk menyelesaikan perlombaan”, katanya.
Sementara itu, Direktur Kemahasiswaan UGM, Dr. Senawi, M.P memberi dukungan kepada dua tim UGM yang akan berlaga. Diharapka kedua tim mampu memberikan prestasi terbaik di Australia. “Kita mensupport, bukan hanya untuk lomba kali ini namun untuk keinginan ke depan. Agar menjadi bangsa yang berdaulat, menggunakan karya-karya bangsa sendiri,” tuturnya.
Tim Subali 5 dan Tim Anjani 2 merupakan gabungan mahasiswa tiga Program Studi, yaitu Prodi Teknik Kimia, Prodi Teknik Mesin dan Industri serta Prodi Elektro dan Teknologi Informasi. Tim Subali 5 terdiri dari Taufiq Sulaksono, Christian Cahyadi Putra, Rizky Muhammad R, Benny Arif Prambudiarto dan Mareta Danang. Sedangkan Tim Anjani 2 terdiri Taufiq Rahman Hidayat, Evan Ceasario, Fadilla Noor Rahman, Antonius Nurcahyo dan M. Silvana Ibrahim Aiwan. (Humas UGM/ Agung)