Mahasiswa UGM kembali menunjukkan partisipasinya di tingkat dunia. Kali ini Asep Sahrul, mahasiswa Fakultas Peternakan dan Syabilla Rivenia, mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan berhasil lolos mengikuti The Annual Conference on Tropical and Subtropical Agricultural Resource Management (TROPENTAG)di Universitas Hohenheim, Stuttgart, Jerman pada tanggal 17-19 September 2013 kemarin.
TROPENTAG merupakan Konferensi tahunan manajemen sumberdaya pertanian alam tropis dan subtropis yang diselenggarakan oleh Universitas Bonn, Göttingen, Hohenheim, Kassel-Witzenhausen, Hamburg, ETHZurich(Swiss), Republik University of Life Sciences, Praha(RepublikCeko), serta oleh Dewan Riset Tropis dan Subtropis(ATSAF eV) dalam kerjasama dengan GIZ Advisory Service pada Penelitian Pertanian untuk Pembangunan(BEAF).
Konferensi ini diikuti ratusan peserta dari 78 negara dengan 495 judul riset. Sementara keduanya dalam kesempatan itu mempresentasikan hasil riset berjudul Engineering Fortification Farm: Inovasi Pemberdayaan Peternak lokal Berbasis Animal Science and Biotechnopreuneur. “ Ada 826 judul penelitian yang terdaftar mengikuti seleksi TROPENTAG ini. Dan penelitian yang kami ajukan berhasil lolos untuk dipresentasikan bersama dengan 494 judul riset lainnya,”ungkap Asep.
Asep menuturkan hasil riset yang mereka presentasikan merupakan program pengabdian kepada masyarakat yang diajukan dalam kompetisi program kreatifitas mahasiswa tingkat nasional tahun 2012 . Riset dan pengabdian dilakukan selama delapan bulan di Hargorejo, Kokap, Kulon Progo, Yogyakarta untuk menciptakan kemandirian peternakan berbasis ilmu peternakan dan bioteknopreneur. Langkah yang diambil dengan melakukan pelatihan pembuatan pakan fermentasi sebagai solusi pakan di musim kemarau. Sementara untuk membentuk jiwa kewirausahaan dengan mendorong masyarakat untuk mengolah limbah menjadi pupuk organik sehingga menambah nilai ekonomi.
“Program ini efektif meningkatkan pengetahuan peternak di bidang peternakan. Peternak juga bisa membuat pakan fermentasi secara mandiri dan dapat mengolah limbah ternak jadi pupuk organik sehingga mampu meningkatkan nilai ekonomi dan mengurangi pencemaran lingkungan,”timpal Syabilla. (Humas UGM/Ika)