YOGYAKARTA – Sepasang kakek nenek dikejutkan untaian balon terbang yang jatuh persis di tengah ladang jagung mereka di dusun Karang, Trimulyo, Sleman. Asmadi, 80 tahun, bersama istrinya ini tersenyum saat menyaksikan balon-balon itu mendarat di atas tanaman jagung. Si Nenek pun tidak kalah girang, ia pun meminta sang suami bergegas mengambilnya.
Belum sempat ia menyentuh balon itu. Seorang pemuda tergopoh-gopoh turun dari motornya. Kepada sang kakek, pemuda ini mengaku dirinya sudah mengejar balon saat terbang rendah. Karena balon jatuh di lahan Asmadi, pemuda ini mengalah. Dia pun hanya meminta beberapa balon untuk dibawa pulang sebagai hadiah untuk keponakannya.
Kakek dan nenek yang sudah sepuh ini pulang ke rumahnya dengan membawa balon beserta spanduk yang bertuliskan Dies ke-64 UGM. Sampai di rumah, kakek ini baru sadar di kain spanduk itu terdapat sebuah amlop yang berisi secarik kertas.
Lima menit menjelang, cucunya Dwi Atmoko, 31 tahun, datang berkunjung. Asmadi pun meminta Dwi untuk membacakan tulisan di kertas itu. “Beliau tidak bisa baca. Saya diminta membacakan. Karena kakek dapat hadiah uang. Saya pun diminta mengambilkan,” kata Dwi saat datang mengambil hadiahnya ke UGM, Jumat (4/10).
Lain ceritanya dengan Sujarwo, warga Rejosari, Berbah, Sleman. Laki-laki yang sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan ini mengaku melihat balon saat ia sedang bekerja membangun rumah di daerah Mlati Sleman. Balon-balon itu berada di atas pohon sengon yang tingginya sekitar 20-an meter.
Sujarwo sudah menebak jika balon itu membawa keberuntungan. Dugaannya benar, setelah memanjat dan membawa balon itu turun. Sujarwo jadi makin gembira.“Saya acak-acak. Biasanya tiap ada balon ada uang atau apa, ternyata benar,”
Tidak ingin menunggu lama, Sujarwo langsung mengendarai motornya menuju kampus UGM. Beruntung, upacara pembukaan kegiatan Dies Natalis UGM masih berlangsung.
Pelepasan balon berhadiah ini sebagai penanda dibukanya rangkaian kegiatan Dies Natalis UGM ke-64. Selain melepas balon, juga dilaksanakan penyerahan secara simbolis beasiswa BRI Peduli sebesar Rp 480 juta kepada 100 orang mahasiswa. Beasiswa juga diberikan BPR UGM sebesar 50 juta dan bantuan 100 buah sepeda.
Pada pembukaan Dies Natalis UGM ke-64, Rektor UGM Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc., mengatakan Dies UGM kali ini mengambil tema mengabadikan iptek dan seni untuk kedaulatan Indonesia. Tema tersebut diambil dengan gagasan besar agar Indonesia mampu mengembangkan iptek untuk kepentingan kemajuan bangsa. “Indonesia harus mencukupi kebutuhannya sendiri. Mampu mandiri di negerinya sendiri. Semangat iptek ini perlu didorong untuk kedaulatan bangsa,” katanya.
Ketua Panitia Dies UGM ke-64, Prof. Sunyoto mengatakan rangkaian kegiatan Dies UGM kali ini terdiri 47 macam kegiatan, dari kegiatan akademik yang bersifat ilmiah, sosial kemasyarakatan hingga perlombaan olah raga. (Humas UGM/Gusti Grehenson)