Mahasiswa UGM kembali berkiprah di tingkat internasional. Kali ini mereka mempresentasikan riset melalui studi visit dengan tema “Diversity of Indonesian Ethnobotany : Journey of Herbal Medicine in Modern Lifestyle” beberapa universitas di Jerman, seperti Georg-August-Universität Göttingen, Dahlem Center of Plant Sciences (DCPS) Freie University of Berlin, Humboldt University, Ludwig-Maximillian University, Münich, dan NationalPark Hainich, 16-27 September 2013.
Mahasiswa UGM yang mengikuti studi visit tersebut, yaitu Yuliana Farkhah (Biologi), Rezcha Indriati (Biologi), Sekar Pelangi Manik Putri (Biologi), Iskandar (Biologi), Imam Fathoni (Biologi), Rizky Handayani (Farmasi), Maulana Rizki Aditama (MIPA) dengan dosen pembimbing Dr. Tatang Irianti, M.Sc., Apt. (Farmasi).
“Melalui forum tersebut kami bisa sampaikan penelitian terkini dan teknologi tentang jamu di Indonesia,”kata koordinator tim, Yuliana Farkhah, Senin (7/10).
Yuliana menjelaskan keragaman tumbuhan yang ada di Indonesia telah dimanfaatkan dan diolah sebagai obat herbal untuk pengobatan alternatif. Setidaknya sejak abad keempat, obat herbal yang kemudian dikenal sebagai jamu ini menjadi bukti kearifan lokal, yaitu dengan dimulainya pemanfaatkan tumbuhan oleh masyarakat tradisional sebagai obat. Hal ini berkembang sebagai kebiasaan dan budaya masyarakat.
Ia menambahkan semakin pesatnya kemajuan teknologi serta pertambahan populasi manusia di dunia saat ini memacu muncul dan berkembangnya berbagai masalah terutama dari sektor kesehatan. Berbagai permasalahan tersebut saling terkait satu sama lain sehingga memerlukan sebuah pembahasan yang melibatkan tidak hanya dari satu disiplin ilmu saja melainkan multi disiplin.
“ Banyak penelitian tentang obat herbal atau jamu. Tapi sayang penelitian tersebut hanya berakhir pada sebuah laporan atau jurnal saja tanpa diketahui oleh masyarakat luas,”urainya.
Sebelum mempresentasikan penelitian tentang jamu, salah satu anggota tim, Imam Fathoni juga mempresentasikan hasil penelitiannya yang berjudul Bioactivity studies of ethanolic extract Marchantia sp. as an alternative chemical plant insecticide Aedes aegypti L. mosquito. Penelitian tersebut berisi paparan mengenai potensi lumut hati yang diperoleh dari Grojogan Sewu, Tawangmangu untuk mengendalikan vektor Demam Berdarah, yaitu nyamuk Aedes aegypti.
Seperti diketahui selama ini pengendalian vektor di Indonesia masih menggunakan bahan kimia sintetik yang berbahaya untuk organisme lain sehingga diperlukan metode lain yang lebih efisien. Sebelumnya, penelitian ini telah dipresentasikan di Burapha University International Conference, Thailand pada bulan Juli lalu (Humas UGM/Satria AN)