Kurikulum pendidikan di perguruan tinggi (PT) harus dinamis dan bisa mengikuti perkembangan. Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UGM, Prof. Dr. Iwan Dwi Prahasto, M.Med.Sc., Ph.D mengatakan kurikulum diharapkan tidak berhenti pada materi tertentu namun juga bisa mengikuti perkembangan baru di lapangan.
“Misalnya ada tsunami atau gempa yang tidak terkait dengan ilmu yang dipelajari maka lulusan dari perguruan tinggi harus siap dengan informasi dan kejadian itu,”kata Iwan pada Workshop Pengembangan Kurikulum di Fakultas Biologi UGM, Senin (28/10).
Salah satu cara untuk menambah pengetahuan mahasiswa salah satunya dengan memperluas mata kuliah yang ditawarkan. Hal ini memungkinkan adanya persilangan atau masuknya mata kuliah lain pada program studi yang diikuti. “Universitas berkomitmen memperluas mata kuliah pilihan misalnya di Biologi dikenalkan ilmu terkait kewirausahaan atau tentang kebencanaan,”urainya.
Iwan Dwi Prahasto menegaskan bahwa perkembangan industri dan kewirausahaan berlangsung sangat cepat sehingga harus disikapi oleh pengelola perguruan tinggi. Selain persoalan akuntabilitas, transparansi pengembangan kurikulum menurut Iwan tetap harus disampaikan kepada mahasiswa sehingga mereka tidak dirugikan.
Sementara itu Dr. Ario Setra Setiadi, pemilik PT. Manggala Mitra Manajemen berharap agar kurikulum di Fakultas Biologi membuka diri untuk bidang-bidang ilmu lain yang bisa memberikan nilai tambah dan kemajuan bagi mahasiswa.
“Mata kuliah Manajemen Kewirausahaan merupakan salah satu topik yang bisa dipertimbangkan untuk ditambahkan sebagai nilai tambah yang sinergistik,”kata Ario.
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Biologi, Dr. Budi S. Daryono, M.Agr.Sc menjelaskan sejak tahun 2009 telah dibuat Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Di tahun 2013 ini juga telah diselesaikan kurikulum program studi S1-S3 dengan memperhatikan kompetensi, baik kompetensi ilmu, riset, wawasan dan sikap.
“Kita juga sudah menyederhanakan tiga minat studi meliputi biologi fungsional,biologi lingkungan dan biodiversitas serta biologi molekuler dan bioteknologi,”papar Budi (Humas UGM/Satria AN)