UGM kembali menorehkan prestasi di kancah nasional. Kali ini UGM menjadi juara 1 sekaligus juara umum pada Lomba Nasional Tahunan Rancang Bangun Teknik Mesin, 23-24 Oktober 2013 di Universitas Lampung. UGM pada kompetisi ini menerjunkan dua tim. Tim pertama berhasil menjadi juara 1 dan tim kedua meraih juara harapan 2.
Tim pertama UGM yang berhasil meraih juara 1 terdiri dari Akhsanto Anandito, Naufal Arif Prasetyo, Hibran Sabila Maksum dan Arfin Aruni Silma. Sedangkan tim kedua terdiri dari Ardi Wiranata, Ragil Sulistiyo, Irkham Maulana dan Rizal Afrianto. Mereka merupakan mahasiswa Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik UGM.
Menurut Akhsanto tema lomba tahun ini yaitu Energi Baru dan Terbarukan. Pada kompetisi ini mereka menciptakan sebuah energi alternatif turbin angin dengan inovasi winglet dan pitch control. Inovasi ini mampu menciptakan energi alternatif yang berdaya 200 watt-20 ribu watt. Akhsanto mencontohkan dengan turbin biasa dan kecepatan angin sekitar 6,32 m/s menghasilkan energi 1.265 watt, maka setelah dilengkapi winglet energi yang dihasilkan naik hingga 1.459 watt.
“Winglet dan pitch control mungkin sudah biasa diterapkan di luar negeri. Tapi di Indonesia belum sehingga ini merupakan salah satu inovasi,”tutur Akhsanto, Selasa (29/10).
Ia menjelaskan keunggulan dari rancangan mereka yaitu inovasi ini belum banyak diterapkan di Indonesia. Mereka melakukan riset kembali bagaimana mengoptimalkan winglet tersebut agar output yang dihasilkan lebih maksimal. Pada kompetisi ini kebanyakan karya mahasiswa dari perguruan tinggi lain baru sebatas rancangan yang belum bisa diaplikasikan. Sementara itu inovasi turbin angin UGM telah melalui riset yang cukup lama, pengujian CFD dan pengujian wind tunnel.
“Risetnya cukup lama hingga enam bulan. Kita cukup terbantu dengan mesin prototyping 3D printing dari Pusat Inovasi Otomotif yang kita pakai,”kata Akhsanto yang juga desainer mobil listrik nasional itu.
Di tempat sama, Naufal Arif Prasetyo menambahkan selain inovasi winglet agar output yang dihasilkan maksimal, mereka juga memanfaatkan fungsi pitch control untuk membuat putaran turbin lebih stabil. Ini cukup beralasan mengingat pantai-pantai di Indonesia memiliki kecepatan angin yang bervariasi. “Kecepatannya kadang tinggi, kadang rendah. Kalau saat tinggi nanti bisa over rotation sehingga putarannya dibuat menjadi stabil dengan pitch control,”kata Naufal.
Tim UGM dibawah bimbingan Dr. Prajitno dan dukungan Dr. Jayan Sentanuhady dari Pusat Inovasi Otomotif UGM ini berhasil menyisihkan tim lain dari ITS, UI, Universitas Andalas serta Universitas Brawijaya. Menurut rencana turbin angin karya mereka ini akan diikutsertakan pada Kompetisi Kincir Angin di Pantai Pandansimo, Bantul bulan Desember depan (Humas UGM/Satria AN)