YOGYAKARTA – Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi (JTETI) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada berhasil memperoleh Rekor MURI karena membuat LED (Light Emitting Diode) dengan Cermin Tak Hingga Terbesar di Indonesia. Pemecahan Rekor MURI ini dilaksanakan bersamaan dengan puncak perayaan ulang tahun ke 50 JTETI, Sabtu malam lalu.
Alat yang bernama Cermin dengan Citra LED tak berhingga atau biasa dikenal dengan Infinity LED ini berhasil dinobatkan pecahkan rekor MURI sebagai yang terbesar karena ukurannya 2 x 1 meter persegi. Alat ini bekerja menggunakan dua kaca, kaca pertama adalah kaca cermin pantul biasa di sisi belakang dan kaca oneway yang dipasang di sisi depannya. Selanjutnya dipasang rangkaian LED pada sekeliling kaca tersebut. “Kaca oneway adalah kaca yang apabila dilihat dari salah satu sisi akan menjadi cermin pantul dan pada sisi sebaliknya akan menjadi kaca tembus pandang,” kata Alfian Harfin Preastanto, Ketua Panitia 50 tahun JTETI UGM kepada wartawan dalam siaran pers yang dikirim, Selasa (26/11).
Menggunakan prinsip pemantulan cahaya yang dimiliki cermin pantul dan cermin oneway, maka akan didapatkan ilusi citra cahaya yang membuat benda 2 dimensi ini akan menjadi lorong cahaya yang tak terhingga panjangnya. Alfian menambahkan, cermin LED ini juga berhasil menampilkan unsur budaya pada tampilan tugu golong gilig pada bagian tengahnya, yakni tugu pertama yang dibangun di Yogyakarta pada tahun 1800-an runtuh akibat gempa bumi. Yang kemudian dibangun lagi oleh Kraton Jogjakarta dengan bentuk yang berbeda, yang kita kenal sampai saat ini dengan nama Tugu Putih Jogjakarta. “Tampilan pada cermin LED ini dimaksudkan untuk mengingatkan kembali tugu pertama golong gilig,” katanya.
Hardian Prakasa, anggota panitia lainnya, mengatakan puncak rangkaian acara 50 tahun JTETI sabtu malam lalu, selain memberikan suguhan musik, juga Talkshow yang menghadirkan pembicara dari alumni berprestasi JTETI, serta Peluncuran Buku Kenangan 50 tahun dan buku Kemandirian Indonesia di Sektor Energi. “Kegiatan ini bertujuan untuk menginspirasi civitas akademika UGM untuk berinovasi dan berkarya,” kata Ardi, begitu ia disapa.
Seperti diketahui, JTETI didirikan pada tanggal 24 September 1963 yang saat itu bernama Bagian Teknik Listrik. Berbagai perubahan dilakukan hingga pada tahun 1983 Bagian Teknik Listrik resmi berubah menjadi Jurusan Teknik Elektro. Untuk memenuhi tuntutan lapangan kerja dan segala perkembangan ilmu di bidang teknik elektro, maka dilakukan pengembangan pendidikan di tiga konsentrasi utama-nya itu : Sistem Tenaga Listrik (STL), Sistem Komputer dan Informatika (SKI), dan Sistem Isyarat Elektronis (SIE).
Jurusan Teknik Elektro selain memiliki S1 juga mengembangkan pendidikan S2 dan S3. Konsentrasi S2 di bidang STL, SKI, dan SIE (regular) dan SE konsentrasi MTI (Magister Teknik Informasi), MSEE (Magister Sistem Energi Elektrik), dan MTIns (Magister Teknik Instrumentasi) untuk professional. Sejak 2010, dengan lahirnya program studi Teknologi Informasi, Jurusan Teknik Elektro telah resmi berubah menjadi Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi. (Humas UGM/Gusti Grehenson)