BANTUL – Sebanyak 31 kincir angin dipasang di pinggir Pantai Baru Bantul, Minggu (1/12). Desain kincir mahasiswa cukup unik dengan menampilkan hasil kreasi masing-masing. Bentuknya bermacam-macam, dari yang berbentuk baling-baling hingga mirip dengan radar cuaca. Kincir buatan mahasiswa ini sengaja dipasang untuk keperluan perlombaan Kompetisi Kincir Angin Indonesia (KKAI). Selama empat hari, kincir-kincir ini diuji kemampuannya dalam menghasilkan listrik dari energi angin yang berhembus memutarkan kincir.
Harki Apri Yanto, salah satu dosen pembimbing dari tim Politeknik Manufaktur Astra Jakarta, ini sengaja menampilkan kincir yang mirip radar deteksi cuaca. Model turbin kincir angin yang didesain tersebut dinamakan multiblade vertikal. Desain turbin angin ini diakuinya sudah pernah dikembangkan peneliti Taiwan. Atas izin peneliti Taiwan tersebut, ia mencoba mengembangkannya di tanah air.
Kincir ini menggunakan banyak baling-baling, sehingga bisa berputar meski dengan kecepatan angin 1,5 meter perdetik. Namun begitu, untuk bisa menghasilkan energi listrik dibutuhkan kecepatan angin 2,5 meter perdetik. “Jika anginnya berkecepatan 4-6 meter perdetik, bisa menghidupkan satu rumah dengan daya 500-600 watt,” katanya.
Dosen pembimbing dari tim MVAW ini mengatakan dalam pembuatan kincir angin buatan mahasiswa diploma ini menghabiskan biaya sebesar Rp 12 juta. Setelah beberapa kali dilakukan perbaikan dan dianggap optimal, kincir ini pun diikutsertakan dalam perlombaan. Rencananya, kincir angin ini diaplikasikan untuk kegiatan pertanian, “Kita akan sosialisasikan kincir ini untuk mengangkat air di lahan pertanian,” katanya.
Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UGM, Prof. Dr. Suratman, M.Sc., menyatakan energi menjadi kebutuhan masyarakat global di masa mendatang. Penguasaan iptek di bidang energi di kalangan kaum muda merupakan salah satu faktor kunci dalam memenangkan kompetisi global. “Percepatan riset iptek yang lebih cepat perlu dilakukan dengan memperkuat pendanaan dan kebijakan terintegrasi antara akademisi, perguruan tinggi, dan industri,” katanya.
Bupati Bantul Sri Surya Widati dalam pidato sambutan yang dibacakan oleh Sekda Bantul, Drs. Riantono, M.Si., menegaskan Pemerintah Kabupatan Bantul selalu mendukung perlombaan kompetisi kincir angin yang dilaksanakan selama dua tahun berturut-turut ini. “Ini sudah tahun kedua, kompetisi ini memberi peluang bagi mahasiswa untuk berkreasi dengan karya inovatif,” ujarnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)