Lagu-lagu anak , seperti Tukang Pos, Lihat Kebunku, Kucingku, dan Kereta Apiku memiliki peranan yang sentral dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, yakni sebagai sarana ekspresi diri dan pendidikan dalam rangka meningkatkan hidup dan kualitas manusia. Karena itu, anak-anak sejak dini perlu mendapatkan asupan lagu yang mampu menumbuhkan rasa saling berbagi, gotong-royong, cinta lingkungan, dan cinta tanah air.
“Lagu anak yang baik selalu mengandung moral (good lesson) yang disampaikan melalui lirik-lirik dalam lagu anak,”papar Fortunata Tyasrinestu, pada ujian promosi doktor Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Budaya UGM, Rabu (4/12) di R. Multimedia Lt.2 Gedung Margono Djojohadikusumo. Pada ujian tersebut Tyas mempertahankan disertasinya yang berjudul Bahasa Lagu Anak Berbahasa Indonesia.
Tyas menjelaskan bahwa saat ini banyak dijumpai anak-anak yang menyanyikan lagu dengan lirik yang tidak sesuai dengan perkembangan anak-anak karena yang dinyanyikan adalah lagu orang dewasa. Salah satu sebabnya, jarang dijumpai acara atau program khusus untuk anak-anak yang menayangkan lagu-lagu anak klasik, seperti karangan A.T. Mahmud, Ibu Sud, Pak Kasur, Bu Kasur, dan pengarang lagu anak legendaris lainnya. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan orang tua dan para pendidik sehingga ada upaya atau gerakan memunculkan kembali lagu-lagu anak di kalangan masyarakat.
“Bahasa merupakan faktor penting untuk dikuasai oleh anak-anak karena perkembangan intelektual seorang anak terkait erat dengan bahasa,” urai dosen Jurusan Musik Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta itu.
Ketika anak-anak mendendangkan lagu, anak secara tidak langsung juga belajar bahasa. Kata-kata mempunyai peranan yang penting karena menggambarkan isi atau pesan dari lagu tersebut. Lagu anak juga berperan sebagai musik pendidikan yang lebih memerhatikan efek dari musik terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pada kesempatan itu Tyas juga menegaskan bahwa lagu anak yang terintegrasi dalam pembelajaran membuat anak lebih memahami dan lagu anak klasik tetap dinyanyikan dan dikenang sepanjang masa. Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa perlakuan mendengar musik khususnya lagu anak sambil mengerjakan tugas juga mempunyai efek positif terhadap prestasi akademik siswa-siswa. Efek positif tersebut terjadi pada perlakuan mendengar lagu anak yang sudah akrab dengan anak.
Melalui hasil penelitiannya, terungkap bahwa karakteristik lagu anak berbahasa Indonesia disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal itu dapat dilihat dengan memperhatikan unsur kebahasaannya, yaitu satu suku kata untuk satu notasi. Dari setiap suku kata tersebut didahului dengan pulsa dada yang dinyatakan sebagai hembusan nafas.
Tidak hanya itu, wacana dalam lagu anak berbahasa Indonesia juga dapat mengembangkan karakter anak. Lagu-lagu tersebut mengandung nilai religiositas, kejujuran, kedisiplinan, kerja keras, kreativitas. Wacana dalam lagu anak ini pun dapat mengembangkan rasa ingin tahu, semangat kebangsaan dan cinta tanah air, peduli, bersahabat, dan cinta kasih.
“Harapannya ini bisa untuk memetakan lagu-lagu anak berbahasa Indonesia klasik yang dapat digunakan sebagai acuan untuk penanaman kebiasaan yang baik sesuai tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak,” pungkasnya (Humas UGM/Satria AN)