YOGYAKARTA – Tim LMIT dari Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta akhirnya keluar sebagai juara dalam ajang Kompetisi Kincir Angin Indonesia yang diselenggrakan oleh Universitas Gadjah Mada di Pantai Baru, Bantul pada 1-4 Desember. Tim yang dibimbing Dr. Iswanjono, MT ini berhasil menyisihkan 31 perguruan tinggi lainnya seperti UGM, UI , ITB dan ITS.
Ketua tim Juri, Ir. Heru Santoso, M.Eng., Ph.D., mengatakan bahwa kincir angin buatan mahasiswa USD ini mampu menghasilkan listrik sebanyak 2.030 watt perjam selama berlangsungnya kompetisi atau 60 jam. Dari data logger yang dicatat oleh tim juri, dengan kecepatan angin 3,48 meter hingga 8 meter per etik, kincir mereka hanya mampu menghasilkan 30 watt perjam. “Idealnya sebuah kincir dengan efisiensi rendah dengan ukuran yang dipunyai, pemenang seharusnya mampu menghasilkan 60 watt perjam. Sehingga ada potensi untuk dinaikkan lagi,” ujar Heru dalam penutupan kompetisi kincir angin di kampus UGM, Rabu (4/12).
Dari penilaian desain turbin kincir dan desain generator, Heru menilai mahasiswa masih mengalami kendala dalam pengembangan sistem kontrol. “Umumnya kelebihan energi dibuang dalam bentuk panas. Idealnya putaran kincir yang naik, beban tentu bertambah, arus juga bertambah, pencatatan energi akan jadi lebih banyak. Seharusnya bisa memungkinkan menaikkan watt perjam,” tambahnya.
Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Prof.Dr. Suratman, M.Sc.,berharap di masa mendatang kompetisi kincir bukan hanya menjadi kegiatan di lingkungan mahasiswa, namun bisa dilombakan bagi siswa Sekolah Dasar. “Anak-anak SD biasanya haus akan pengetahuan. Sehingga ketika jadi mahasiswa, mereka makin lebih inovatif,” katanya.
Di kompetisi kali ini, juara kedua diraih tim Tuan Semar dari Universitas Sebelas Maret Surakarta. Disusul tim Sapujagat dari Universitas Negeri Yogyakarta. Sementara tim PTK AKAMIGAS-STEM harus puas menjadi juara harapan. Sementara itu, kategori penghargaan inovasi terbaik diraih tim dari Politeknik Manufaktur Astra, Jakarta. (Humas UGM/Gusti Grehenson)