UGM melakukan kerjasama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Senin (9/12) di Jakarta. Kerjasama dilakukan dalam pengembangan program integrasi sawit-sapi dan transfer teknologi tepat guna. Program tersebut nantinya akan dilaksanakan oleh Fakultas Peternakan UGM.
Dekan Fakultas peternakan UGM, Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA menyampaikan bahwa UGM menerima bantuan dana penelitian sebesar 1,1 miliar pertahun dari LPDP Kementrian Keuangan RI untuk pelaksanaan program di kawasan PT. Perkebunan Nusantara V. Bantuan dana penelitian diberikan selama 3 tahun kepada tim peneliti Fakultas peternakan UGM yang diketuai Prof. Dr. Ir. Endang Baliarti, SU.
“Melalui kegiatan tersebut diharapkan pabrik pakan konsentrat berbasis limbah industri dan perkebunan kelapa sawit dapat memproduksi hingga 20 ton per hari,” jelasnya.
Program pengembangan usaha peternakan sapi di perkebunan kelapa sawit telah dirintis oleh Fakultas Peternakan sejak 2007 di Riau. Selanjutnya pada tahun 2012, Fakultas Peternakan UGM sepakat bekerjasama dengan PT. Perkebunan Nusantara V (Persero) dalam pengembangan integrasi sawit-sapi.
Tingginya angka ketergantungan penggunaan pupuk kimia dalam perkebunan kelapa sawit, dituturkan Ali Agus mendorong pihaknya untuk mengenalkan program integrasi sawit-sapi. Pasalnya besarnya pemakaian pupuk kimia akan memperburuk efek pemanasan global. Dengan adanya peternakan sapi berbasis perkebunan kelapa sawit, diharapkan penggunaan pupuk kimia dalam perkebunnan bisa ditekan hingga 50 persen.
“Harapannya ketergantungan pada pupuk kimia bisa turun karena kotoran sapi dapat diolah menjadi pupuk organik padat maupun cair. Selain itu, ternak juga dapat digunakan tenaganya untuk mengangkut tandan buah kelapa sawit,” urai Ali Agus. (Humas UGM/Ika)