YOGYAKARTA – Mahasiswa S2 Hubungan Internasional, FISIPOL UGM bekerjasama dengan Pusat Studi Perdagangan Dunia UGM menyelenggarakan sidang simulasi WTO pertama di Indonesia. Acara yang bertema “Promoting Fair Trade To Achieve Sustainable Development Through Doha Round Agenda” yang berlangsung selama tiga hari: 6, 7, dan 8 Desember ini; diikuti peserta dari berbagai perguruan tinggi seperti UI dan UGM. Sidang simulasi kali ini dibuat dalam bentuk format Trade Negotiation Committee yang terbagi menjadi dua komite, yakni Committee on Trade and Environment dan Committee on Agriculture.
Ketua panitia acara, M. Reza S. Zaki mengatakan kegiatan sidang simulasi ini sebagai wadah pembelajaran bagi mahasiswa untuk mengetahui lebih jauh model diplomasi paket kebijakan perdagangan dunia dalam bentuk sidang WTO. Setiap delegasi bahkan didorong dapat menghasilkan draf proposal yang merupakan paket kebijakan mengenai isu yang dibahas di masing-masing komite. “Lewat kegiatan semacam ini nantinya perguruan tinggi di Indonesia diharapkan dapat menghasilkan diplomat-diplomat muda di bidang perdagangan yang mampu membawa kepentingan Indonesia dalam sistem perdagangan multilateral,” kata Zaki dalam rilis yang dikirim Kamis (12/12).
Di kegiatan ini, diberikan tiga kategori penghargaan pada para delegasi terbaik. Di Committee on Trade & Environment, Best Position Paper diraih Adhimas Putrastyo Hutomo, Mahasiswa S1 FH UI. Best Sepaker diraih Dodi Iswandi, Mahasiswa S1 FISIPOL UGM, dan Best Delegate diraih Adrian Ishak, Mahasiswa S1 FISIPOL UGM.
Sementara di Committee on Agriculture, Best Position Paper diraih Prista Yurinda, Mahasiswi S2 FISIPOL UGM. Best Speaker diraih Rio Nurhasdy, Mahasiswa S2 FISIPOL UGM, dan Best Delegate diraih Fajar Adhiprabawa, Mahasiswa S1 FISIPOL UGM.
Di sela sidang simulasi WTO, panitia juga menggelar seminar nasional perdagangan dunia dengan menghadirkan WTO Chairs National University of Singapore, James Losari SH, LLM dan Kepala Pusat Studi Perdagangan Dunia UGM, Drs.Riza Noer Arfani MA. Dalam presentasi makalahnya, James Losari memaparkan bagaimana praktek negosiasi berlangsung di KTM IX WTO, Bali, Indonesia pada 3-7 Desember 2013. Sementara Drs.Riza Noer Arfani MA memaparkan hasil dari “Paket Bali” dalam perspektif kepentingan Indonesia setelah Putaran Doha di Bali. (Humas UGM/Gusti Grehenson)