Untuk bisa membangun Indonesia, kekuatan mendasar yang dimiliki oleh rakyat kecil jangan sampai dilupakan. Ekonomi Indonesia tumbuh dan berkembang tidak lepas dari kekuatan ekonomi rakyat kecil. Hal ini ditegaskan oleh anggota Majelis Wali Amanat (MWA) UGM, Jendral (Purn) Luhut Binsar Panjaitan saat menjadi pembicara kunci pada Seminar Membangun Ekonomi Rakyat: Terobosan Inovatif dalam Kepemimpinan dan Pengembangan Ekonomi Lokal di Auditorium MM UGM, Kamis (12/12).
Luhut mengatakan potensi Indonesia untuk maju dan berkembang sangat terbuka dengan kekayaan alam dan SDM yang melimpah. Jika berhasil memanfaatkan potensi dan peluang tersebut maka 20 tahun mendatang Indonesia akan masuk dalam 7 besar negara di ASEAN.
“Jika siap maka saat Komunitas ASEAN tahun 2015 mendatang Indonesia akan menjadi pemimpin,” kata Luhut.
Selain fokus pada pertumbuhan ekonomi, Luhut berharap agar pemerintah memberi perhatian terhadap beberapa persoalan yang masih dihadapi, seperti pemerataan keadilan dan kemiskinan. Persoalan-persoalan itu bisa diatasi melalui sinergi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Pemilu 2014 bisa menjadi salah satu tonggak untuk mencari figur pemimpin bangsa yang mampu menyelesaikan persoalan itu.
“Pemerintah harus banyak turun ke lapangan. Cari pemimpin yang berani, jujur dan punya satunya kata dengan perbuatan,”katanya.
Sementara itu Fahmi Gustiawan dari IBM mengingatkan kembali peran IT dalam membangun ekonomi rakyat. Ia memberikan contoh kasus Gubernur DKI Jakarta melalui dashboard sebagai alat pendukung kinerja. Banyak keuntungan pemanfaatan IT karena program-progam pemerintah akan terpantau dengan baik dan akuntabel karena informasi yang diterima dan didistribusikan bersifat simetris.
“Transformasi ekonomi kerakyatan akan berjalan dengan baik karena dapat termonitor tepat waktu dan sasaran,” terang Fahmi.
Bupati Bangli, I Made Gianyar pada forum tersebut memberikan contoh pengembangan potensi ekonomi di wilayahnya. Melalui Gerakan Pembangunan Ekonomi Masyarakat, yang dikenal dengan istilah Gerbang E Mas, kegiatan ekonomi masyarakat Bangli fokus pada bidang agraris dan non agraris. Strategi yang dijalankan antara lain dengan penetapan pusat pertumbuhan dan klaster model.
“Di dalamnya ada sinergi pemerintah, masyarakat dan stakeholder sehingga perekonomian masyarakat berdaya saing tinggi melalui proses produksi hingga distribusi,” papar alumnus UGM itu. (Humas UGM/Satria)