MAGELANG – Urip Slamet (52), nampak sumringah. Tak henti-hentinya bapak dua anak ini mengucapkan rasa syukur karena hari itu, Sabtu (14/12), dia bisa menempati rumah barunya. Setelah tiga tahun mengungsi dan tinggal di rumah hunian sementara pasca erupsi Gunung Merapi tiga tahun silam.
Urip mengaku rumahnya yang dulu hanya berdinding gedek dan beralaskan tanah, ambruk lantaran atap rumah tidak kuat menahan abu merapi selama berbulan-bulan. “Saya bersama keluarga ikut mengungsi,” kata pria yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani.
Urip merupakan satu dari 10 kepala keluarga di kecamatan Dukun, Magelang, yang mendapatkan bantuan rumah. Namun begitu, baru 5 buah rumah yang selesai dibangun. Rumah berukuran 6 x 6 meter persegi itu, dibangun atas bantuan UGM bekerjasama dengan BAMUIS BNI.
Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UGM, Prof. Dr. Suratman, M.Sc., mengemukakan bantuan rumah hunian tetap ini bertujuan untuk membantu meringankan beban warga korban merapi. Meski tidak semua korban Merapi mendapat bantuan, Suratman menegaskan program bedah rumah ini terlaksana karena adanya kerjasama antara pemerintah, akademisi, swasta dan masyarakat. “Akademisi, punya niat, pikiran, dan ilmu. Yang paling penting empat soko guru ini saling golog gilig,” katanya.
Tahap pembangunan rumah dilakukan selama 3 bulan melibatkan pendampingan mahasiswa KKN PPM. Selain program pembangunan rumah bagi warga korban merapi, mahasiswa KKN juga melakukan program penguatan masyarakat tangguh hadapi bencana. Suratman berharap, lewat kegiatan KKN PPM dalam 3 tahun ke depan, beberapa desa di kecamatan Dukun ini bisa dijadikan percontohan sebagai desa tangguh bencana dengan tersedianya alat sistem peringatan dini, peta bencana, dan puskesmas kecil. “Tiga tahun ke depan kita akan memprogramkan desa ini menjadi desa tangguh bencana,” katanya.
Camat Kecamatan Dukun, Siti Zumaroh, menuturkan di kecamatannya terdapat 15 desa, namun begitu hanya 4 desa mendapat bantuan rumah yakni Desa Wates, Hargomulyo, Sumber dan Kalibening. Proses pembangunan rumah melibatkan partisipasi warga. “Partisipasi swadaya masyarakat ternyata melebihi dari nilai bantuan rumah yang diberikan,” ujarnya.
Ketua Badan Pelaksana BAMUIS BNI, Sudirman, mengatakan dana bantuan rumah hunian tetap bagi warga korban merapi ini berasal dari dana yayasan yang dikelola oleh pensiunan pegawai Bank BNI. Setiap bulannya, dana yang terhimpun capai Rp. 1, 9 milyar. “Kami berharap dukungan kami di Magelang ini bisa dilanjutkan,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)