UGM dinilai berhasil dalam menjalankan Program Hibah Kompetisi Institusi (PHKI) tahun 2011-2013 dari Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (DIKTI) Depdiknas. Hal ini disampaikan oleh tim reviewer PHKI UGM dari Dikti, yaitu Iik Wilarso, Pudjo Sukarno, dan Prastawa Budi pada penutupan Site Visit Monev PHKI UGM, Selasa (24/12) di Balai Senat UGM.
Iik Wilarso mengatakan setelah melakukan Site Visit Monev PHKI selama dua hari tim reviewer menilai PHKI tema C memberikan manfaat riil kepada masyarakat. Program ini diharapkan bisa dilanjutkan melalui sinergi antara pemerintah daerah dan masyarakat. “Tiga tahun tidak cukup sehingga perlu dilanjutkan sehingga dampaknya akan semakin dirasakan masyarakat,” papar Iik.
Ia menambahkan pemerintah daerah dan masyarakat menyambut baik program-program yang selama ini dilaksanakan. Mereka berharap ke depan ada inovasi dan kreativitas program yang telah dijalankan itu. Tim reviewer juga menilai keberadaan mahasiswa telah aktif terlibat mensukseskan program yang ada. “Ada kemajuan di sisi ini karena mahasiswa memang telah berusaha mengubah pola pikir masyarakat. Dari pihak pemda kita lihat juga berharap program ini terus ditingkatkan,” imbuhnya.
Senada dengan itu Pudjo Sukarno juga melihat PHKI tema D berhasil dilaksanakan dan cukup memuaskan hasilnya. Konsistensi pimpinan UGM dalam mengawal PHKI, kata Pudjo, menjadi landasan pokok perkembangan dan keberhasilan program-program yang dijalankan. Sebagai universitas kerakyatan UGM dinilai memiliki modal sosial yang cukup besar dalam menyebarkan hasil-hasil PHKI itu. “Harapannya bukan hanya melalui PHKI saja tapi juga dengan hibah-hibah yang lain. Manajemennya harus dikelola dengan baik sehingga ganti pimpinan sekalipun program tetap dilanjutkan,” kata Pudjo.
Sementara itu Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Prof. Dr. Suratman, M.Sc menegaskan bahwa PHKI ke depan akan dijadikan ‘budaya’ di universitas guna suksesnya tri dharma perguruan tinggi. Suratman optimis karena modal UGM sebagai universitas perjuangan, kerakyatan, Pancasila, nasional dan kebudayaan. “UGM bersama Kraton mendatangkan sikap-sikap dan keteladanan kepemimpinan. Dengan potensi yang dimiliki ini UGM harus memimpin dalam program-programnya,” terang Suratman.
Seperti diketahui UGM selama tiga tahun terakhir ini telah menjalankan PHKI tema C dan D. Tema C yaitu mempercepat pengembangan kawasan berbasis kearifan dan potensi lokal melalui penghiliran hasil riset dalam rangka pemberdayaan masyarakat untuk kesejahteraan yang berkelanjutan sebagai model pembangunan nasional.
Sementara itu, tema D yaitu membangun reputasi global berkarakter nasional melalui sinergi teknologi dan kerekayasaan untuk pengelolaan kondisi dan potensi alam Indonesia dalam konteks pemberdayaan masyarakat berkelanjutan. Adapun PHKI UGM dilaksanakan di tiga lokasi, yaitu Kabupaten Bantul, Kulonprogo dan Gunungkidul (Humas UGM/Satria)