Ratusan orang tampak memenuhi area parkir Pujale, Jl. Olahraga UGM. Rintik hujan tidak menghalangi semangat mereka untuk senam bersama. Senam bersama ini merupakan salah satu program “UGM Sehat” yang diluncurkan oleh UGM pada Minggu (05/01).
Dalam sambutan pembukaannya, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UGM, Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M.Med.Sc.,Ph.D. mengatakan bahwa “UGM Sehat” merupakan salah satu program yang didedikasikan oleh UGM untuk membangun generasi sehat. “Menjadi kewajiban UGM untuk tidak hanya menghasilkan lulusan yang cerdas, tapi juga harus sehat,” ujar Iwan.
Iwan menuturkan, setiap Minggu pagi pukul 6.30 WIB di Jl. Olahraga UGM akan diselenggarakan senam bersama. Senam bersama ini terbuka untuk seluruh mahasiswa, dosen, dan karyawan UGM berserta keluarga dan juga masyarakat umum . Hal ini sesuai komitmen UGM untuk memberikan area berolahraga yang luas bagi warga Yogyakarta. “Semua orang dapat bergabung dalam kegiatan ini. Mari kita sehat bersama,” ajak Iwan.
Setelah senam bersama, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) bela diri Merpati Putih menunjukkan kebolehannya. Atraksi yang meliputi gerakan-gerakan silat dan kemampuan mematahkan besi mendapatkan sambutan meriah dari penonton. Nantinya tiap minggu UKM-UKM akan bergantian menampilkan atraksi masing-masing dalam program “UGM Sehat”.
Salah satu peserta senam, Restu Nastiti menyatakan sangat senang mengikuti kegiatan ini. “Selain badan jadi sehat, senang bisa bertemu dengan teman-teman kerja dari unit lain di UGM. Apalagi setelah berolahraga bisa lanjut wisata kuliner dan berbelanja di Sunmor UGM,” tuturnya. Tak kalah cerianya adalah Berlin, seorang siswa SD usia sepuluh tahun yang sedang berjalan-jalan d kampus UGM bersama keluarganya. Berlin mendapatkan hadiah dari panitia karena telah unjuk kebolehannya bergoyang Caesar di panggung “UGM Sehat”. Berlin pun berjanji minggu depan dia akan kembali ke UGM untuk berolahraga bersama.
Di tempat terpisah, Direktur ECC UGM, Nurhadi, S.T., menyambut baik diselenggarakannya program “UGM Sehat”. “Program ini sangat sesuai dengan kebutuhan masyarakat terutama bagi mahasiswa. Dalam pengalaman kami melakukan rekrutmen di Yogyakarta, kurang primanya kesehatan fisik merupakan salah satu faktor penyebab kegagalan dalam tes mencari kerja,” tuturnya.
Nurhadi menjelaskan bahwa berdasarkan hasil tes kesehatan peserta rekrutmen yang gagal, 34 % disebabkan oleh tingginya tingkat kolesterol dalam tubuh. Penyebab kegagalan terbesar kedua adalah EKG yang abnormal sebesar 17 %. “Olahraga menjadi salah satu solusi agar seluruh civitas akademika menjadi lebih sehat. Bagi mahasiswa khususnya, olahraga juga membantu untuk lebih siap memasuki dunia kerja,” tandasnya. (Humas UGM)