YOGYAKARTA – Perubahan merupakan sesuatu yang tidak terhindarkan dalam kehidupan sebuah organisasi. Berhasil dan tidaknya perubahan di organisasi bergantung pada individu-individu anggota organisasi untuk berubah. Pasalnya, setiap perubahan organisasi cenderung meningkatkan emosi negatif, kecemasan, ketidakpastian, dan ketidakjelasan di antara sesama anggota organisasi. “Perubahan yang diinisiasikan oleh organisasi tidak akan berhasil jika belum menyentuh ranah individu, artinya tidak akan ada perubahan jika belum belum berhasil membuat individu berubah,” kata Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Erika Setyanti Kusumaputri, dalam ujian terbuka promosi doktor di Fakultas Psikologi UGM, Senin (6/1).
Penelitian disertasinya ini membahas tentang kontribusi kapabilitas dan partisipasi pada keterbukaan perubahan organisasi di dua institusi perguruan tinggi islam negeri, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Erika menemukan bahwa individu yang memiliki keterbukaan pada perubahan cenderung untuk memunculkan fleksibilitas ketika dihadapkan pada tantangan baru. Lebih jauh, ia menerangkan, anggota organisasi yang secara tipikal terbuka pada perubahan dalam situasi kerja personal akan lebih terbuka pada perubahan organisasi dibandingkan dengan mereka yang tidak terbuka pada perubahan.“Perubahan dapat dilakukan apabila muncul kepercayaan anggota kepada pemimpin, kekompakan sesama anggota serta tingkat persaingan antar anggota yang tidak terlalu mendominasi,” ujarnya.
Dalam hal implementasi perubahan, kata Erika, pemimpin harus mampu mengutamakan proses partisipasi aktif dari anggota. “Pemimpin selalu berada di belakang anggota untuk mendukung, siap membantu menghadapi kendala, melakukan komunikasi mengenai informasi kemajuan dan melakukan evaluasi perubahan,” tukasnya.
Namun begitu, pengembangan komitmen pada perubahan akan lebih optimal lagi apabila ada hasil evaluasi situasi perubahan yang sedang berlangsung. Hal ini terkait erat pada orientasi budaya kolektif anggota organisasi yang mampu mengarahkan usaha mereka untuk mendapatkan identitas sosial. (Humas UGM/Gusti Grehenson)