YOGYAKARTA – Memperkuat kerjasama dalam bidang penguatan dan pelestarian tradisi lokal antara Indonesia dan Korea Selatan, Regional Center Expertise (RCE) Kota Tongyeong, Korea Selatan, mengirim pelajarnya untuk melihat langsung kegiatan pemeliharaan tradisi budaya di Yogyakarta. Sebanyak lima pelajar, terdiri 2 pelajar SMP dan 3 pelajar SMU serta 1 orang guru mengunjungi lembaga pemerintah, sekolah, dan generasi muda Yogyakarta dalam melestarikan tradisi lokal. Rencananya, selama 10 hari, 9-19 Januari, mereka akan tinggal di Yogyakarta.
Koordinator RCE Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, Dr. Puji Astuti, M.Sc., Apt, mengatakan kunjungan pelajar Korea ini merupakan realisasi hasil kerjasama antara RCE Tongyeong dengan RCE Yogyakarta dalam program pelestarian tradisi lokal kedua negara. “Ini bentuk keprihatinan kita bersama, makin banyaknya remaja dan generasi muda yang sudah kurang peduli dengan kebudayaan bangsa. Bukan hanya di Indonesia tapi juga terjadi di Korea,” kata Puji ditemui di sela kunjungan siswa Korea di Ruang Majelis Guru Besar UGM, Jumat (10/1).
Puji Astuti menambahkan, pihak RCE Tongyeong memiliki pemikiran yang sama tentang keprihatinan anak muda di Korea yang kurang peduli dengan budaya lokal. Oleh karena itu, salah satu kegiatan yang dikembangkan adalah peluncuran program Bridge to The World untuk memperkenalkan remaja Korea Selatan dalam memahami, melestarikan, dan merawat kebudayaan bangsanya dengan belajar bagaimana pemeliharaan tradisi budaya lokal di Yogyakarta.
Pelajar Korea ini akan mempelajari lebih jauh upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Hal itu khususnya dilakukan Pemprov DIY melalui lembaga pemerintah, lembaga pendidikan, dan lembaga terkait lainnya baik komunitas, masyarakat, institusi pendidikan, dan individu dalam melestarikan tradisi lokal yang sudah ada sejak lama di Yogyakarta.
Kim Yu Bin, 18 Tahun, mengatakan Kota Tongyeong memiliki nilai budaya tradisional yang cukup beragam namun tidak semua dilestarikan dengan baik. “Jadi kita datang ke Yogyakarta untuk melihat cara menjaga tradisi itu. Dengan harapan kita bisa melakukan hal yang sama nantinya di sekolah,” katanya.
Selama 10 hari, para siswa ini akan berkunjung ke sekolah SMKI Karawitan Yogyakarta dan SMAN 3 Yogyakarta. Dilanjutkan dengan mengunjungi Desa Kemadang, Gunungkidul, Desa Wukirsari untuk menyaksikan pelestarian budaya kerajinan batik, kerajinan perak di Kotagede, kerajinan gerabah di Kasongan, serta mengunjungi Kraton Yogyakarta dan Museum Sonobudoyo. (Humas UGM/Gusti Grehenson)