Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan dukungan terhadap pendekatan alami pengendalian demam berdarah dengue sebagai bagian dari komitmen Pemerintah Daerah untuk mengembangkan pola hidup sehat di wilayah Yogyakarta. Masyarakat di dua wilayah Kabupaten Sleman menjadi pionir untuk pengembangan pendekatan ini. Eliminate Dengue Project (EDP-Yogya) Fakultas Kedokteran UGM berkontribusi untuk menekan penularan demam berdarah dengue dengan memulai pelepasan berskala kecil di Wilayah Nogotirto dan Kronggahan, Sleman dengan dukungan masyarakat dan pemerintah daerah.
Demam berdarah dengue masih menjadi masalah utama di Indonesia dan sampai dengan saat ini metode pengendalian yang ada belum sepenuhnya efektif untuk menanggulangi demam berdarah. Peneliti utama penelitian ini, dr. Riris Andono Ahmad, MPH., Ph.D menyatakan bahwa pendekatan ini merupakan pelengkap dari metode penanggulangan demam berdarah yang sudah ada sebelumnya. “Pendekatan kami berfokus pada melawan virus demam berdarah dengue, bukan hanya pada nyamuk pembawa penyakit demam berdarah,” kata dr. Riris Andono Ahmad, MPH., Ph.D
Saat ini tim peneliti menggunakan bakteri Wolbachia yang secara alami terdapat pada beberapa serangga yang umum di Indonesia seperti lalat buah, ngengat, kupu-kupu dan capung. “Di dalam tubuh Ae.aegypti bakteri Wolbachia terbukti memiliki kemampuan untuk menekan penularan demam berdarah ke manusia,” paparnya. Ketika melakukan pelepasan nyamuk Ae.aegypti ber-Wolbachia di lingkungan, nyamuk tersebut akan kawin dengan nyamuk setempat dan menghasilkan keturunan yang sudah mengandung Wolbachia. “Dengan metode ini kami yakin akan dapat mengurangi penularan penyakit demam berdarah,” lanjutnya.
EDP-Yogya, telah melakukan pendekatan dan sosialisasi intensif kepada warga masyarakat selama lebih dari dua tahun di wilayah pelepasan dan hingga saat ini mendapatkan dukungan yang besar dari masyarakat di wilayah tersebut dan pemerintah. Pimpinan penelitian ini, Profesor Adi Utarini, Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UGM menyatakan sangat mengapresiasi dukungan warga. “Secara umum, masyarakat sangat mendukung upaya ini dan Bupati Sleman juga telah memberikan dukungan penuh terhadap aktivitas ini,” papar Prof. Adi Utarini.
Tim peneliti menyadari bahwa terdapat sebagian masyarakat yang memiliki perhatian, masukan dan pertanyaan terkait penelitian ini. Pun selama ini mereka merespon masukan dan pertanyaan tersebut tersebut secara aktif. “Kami menghargai pilihan individual dari warga, termasuk kepada warga yang berkeberatan atau menolak untuk tidak terlibat dalam penelitian ini,” jelas Prof. Adi Utarini.
Penelitian ini telah menunjukkan bukti laboratorium yang meyakinkan untuk menanggulangi penularan demam berdarah dengue. Pendekatan ini telah diaplikasikan di beberapa wilayah di negara-negara lain dan terbukti aman untuk manusia, hewan, dan lingkungan. Peneliti yakin bahwa penelitian ini tidak akan menimbulkan gangguan kenyamanan yang berarti bagi masyarakat.
EDP-Yogyakarta, Fakultas Kedokteran, UGM telah mendapatkan tinjauan yang seksama dari pihak-pihak yang berwenang. Dukungan dan perizinan telah diperoleh dari Pemerintah Indonesia, Pemerintah DIY dan Pemerintah Kabupaten Sleman. Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti di Pusat Kedokteran Tropis, Fakultas Kedokteran UGM dan didanai oleh yayasan di Indonesia.