Perawatan paliatif melalui pendekatan budaya terbukti mampu meningkatkan kulitas asuhan keperawatan kepada pasien. Pendekatan budaya dilakukan dengan menerapkan nilai ajaran Jawa yaitu temen, nrima, sabar, dan rila (Trisna). Demikian simpulan disertasi Rita Benya Adriani, yang dipaparkan dalam ujian terbuka Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM, Selasa(18/2).
Dari penelitian yang dilakukan pada 136 pasien kanker serviks RS Dr. Moewardi Surakarta diketahui bahwa pemberian pelatihan asuhan keperawatan paliatif Trisna efektif meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada pasien kanker serviks. Pelatihan tersebut bahkan secara efektif dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.
“Model asuhan keperawatan paliatif Trisna ini lebih efektif dalam meningkatkan kualitas asuhan keperwatan dan kualitas hidup pasien kanker serviks dibandingkan perawat yang tidak diberikan pelatihan model ini,” ungkap dosen Jurusan Keperawatan Poltekes Surakarta ini.
Ditambahkannya, model asuhan keperawatan tersebut juga terbukti lebih efektif meningkatkan kepuasan pasien. Melalui model asuhan keperawatan ini pasien dibantu mencegah penyakit dan meringankan penderitaan lewat identifikasi dini. Selain itu dengan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah lainnya baik fisik, psikososial, maupun spiritual melalui pendekatan nilai-nili budaya Jawa.
Melihat efektivitas model asuhan keperawatan tersebut, menurutnya asuhan keperawatan model ini kedepan bisa diterapkan pada kurikulum pendidikan khususnya keperawatan. Hanya saja penerapannya disesuaikan dengan budaya daerah masing-masing. (Humas UGM/Ika)