Sistem pencahayaan pada ruangan berpengaruh terhadap kenyamanan visual ruang. Salah satunya dengan tercukupinya tingkat penerangan atau iluminasi tugas visual pada bidang kerja. Disamping itu, kenyamanan visual juga berkaitan dengan kontras dan kecerahan dalam batas normal, serta iluminasi obyek sumber cahaya yang tidak menyebabkan kesilauan.
Nurul Jamal Bangsawan, dosen Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin menuturkan bahwa sebagian besar desain pencahayaan bangunan di Indonesia masih belum sesuai dengan standar iluminasi yang direkomendasikan yakni sebesar 350 lux. Kendati begitu para pengguna ruang masih dapat beraktivitas dengan baik.
“Meskipun pengguna ruang bisa beraktivitas dengan baik, masih diperlukan analisis tingkat pencahayaan ruang kerja kantor berdasar penelitian tampilan visual,” paparnya saat ujian terbuka program doktor, Senin (24/2) di Fakultas Teknik UGM.
Dalam beraktivitas di ruang kantor, dijelaskan Nurul fokus pengelihatan tak hanya pada bidang kerja saja, tetapi juga pada sekeliling ruang. Penglihatan pengguna ruang berhubungan dengan tingkat penerangan pada berbagai bidang permukaan ruang yaitu iluminasi bidang kerja dan iluminasi sekeliling ruang.
“Jika desain pencahayaan tidak sesuai keinginan pengguna ruang dalam beraktivitas bisa menurunkan produktivitas kerja sehingga hal ini mesti diperhatikan,” jelasnya.
Dari hasil penelitian pada 75 responden dalam 6 setting-an pencahayaan diketahui bahwa nilai iluminasai bidang kerja tidak berpengaruh terhadap tampilan visual. Sementara itu tidak ada perbedaan penilaian tampilan visual antargrup perlakuan dengan urutan setingan yang berbeda.
“Tingkat iluminasi pada sekeliling ruang turut mempengaruhi persepsi responden yaitu kecil-besar, rendah- tinggi, sesak-luas, sempit-lebar, pribadi-umum, sepi-ramai, tertutup-terbuka, interior jelas-tidak jelas, silau-tidak silau, dan gelap-terang,”imbuhnya.
Demikian halnya dengan tingkat iluminasi bidang kerja dan nilai iluminasi dinding atau plafon sekeliling ruang berpengaruh terhadap persepsi responden seperti kabur-jelas, buruk-baik, tegang-santai, panas-sejuk, nyaman-tidak nyaman. Tingkat iluminasi pada bidang kerja juga berpengaruh pada persepsi responden yaitu bidang kerja tidak nyaman-nyaman, silau-tidak silau, gelap-terang.
“Kenyamanan visual tercipta jika nilai iluminasi sekeliling ruang lebih tinggi daripada iluminasi bidang kerja. Sedangkan ruang dipersepsikan paling nyaman apabila rasio antara iluminasi bidang kerja dan sekeliling ruang sebesar 1:2 atau 250 lux:500 lux,” urainya.
Nurul memaparkan bahwa keberhasilan penerangan dapat dicapai tidak hanya dengan tercukupinya tingkat iluminasi bidang kerja yang sesuasi standar. Namun, suasana interior ruang yang dihasilkan oleh tata cahaya turut berperan dalam mewujudkan kenyamanan visual ruang kerja. (Humas UGM/Ika)