Mahasiswa Fakultas Hukum UGM tak pernah berhenti menorehkan prestasi. Selama tahun 2013 hingga awal tahun 2014 sederet penghargaan berhasil diraih mahasiswanya dalam berbagai kompetisi di kancah nasional maupun internasional.
Dekan FH UGM, Drs. Paripurna Sugarda, S.H., LL.M., menyebutkan dalam kurun waktu satu tahun terakhir banyak mahasiswa yang berhasil mengharumkan nama fakultas melalui berbagai ajang kompetisi. Mulai dari lomba karya tulis ilmiah kompetisi debat, moot court, legal drafting, hingga peradilan semu. Kompetisi tersebut pun diikuti dengan tema yang beragam seperti korupsi, hukum perang, hukumperdagangan internasional, PPATK, hukum laut, dan lainnya.
“Total ada 19 tim yang sukses meraih prestasi di tingkat nasional dan internasional selama periode tahun 2013 sampai Maret 2014,” jelasnya, Jum’at (21/3) saat jumpa pers di Ruang Debat FH UGM.
Beberapa diantaranya meraih predikat Honourable Mention for Best Memorandum on Behalf of Respondent of Faculty of Law UGM di C. Vis International Commercial Abitration Moot Competition, Top 8 and Quarter Finalist Honorable Mention 5th Rank for Memorand both Claimant and Respondent, juara I IHLMCC Round Road To Hongkong, juara I MCC ALSA Piala MA 2013, juara I lomba debat ilmiah nasional 2013, dan juara lomba karya tulis mahasiswa nasional Piala MA 2013. Selanjutnya, juara II Foregin Direct Invasement Moot Asia Pasific Regional Round 2013, juara kompetisi peradilan semu nasional 2013, juara II MCC Alsa Piala MA 2014, dan juara I kompetisi Legislative Drafting Nasional 2014.
Guna mengapresiasi capaian para mahasiswanya, FH UGM akan memberikan penghargaan kepada para mahasiswa berprestasi tersebut. Acara bertajuk Malam Apresiasi Bintang Kampus digelar Jumat malam (21/3) di kampus setempat.
“Malam Apresiasi Bintang Kampus ini ditujukan untuk mengapresiasi mahasiswa FH UGM yang berprestasi pada tingkat nasional maupun internasional,” ujarnya.
Paripurna menuturkan pihaknya terus mendorong mahasiswa untuk berprestasi dalam berbagai kegiatan. Melalui kompetisi yang diikuti diharapkan tidak hanya mampu mengasah mental, namun juga dapat memberikan pengalaman yang berguna saat memasuki dunia kerja nantinya.
“Mengikuti lomba tidak semata-mata mengejar kemenangan, tetapi dari situ banyak pelajaran yang bisa diambil untuk memupuk integritas mahasiswa,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Paripurna mengatakan FH UGM terus berupaya untuk memberikan kontribusi terhadap upaya penegakan hukum di Indonesia dengan menghasilkan lulusan-lulusan hukum yang berintegritas tinggi. Salah satunya dilakukan dengan menerapkan pendidkan etika profesi dengan program based-learning.
“Kita tidak hanya memberikan pendidikan hukum pada mahasiswa, tetapi juga mengajarkan etika profesi di fase awal perkuliahan agar kedepan lulusan dapat bekerja dengan profesional bersih dari berbagai kepentingan,” urainya.
Ibrahim Hanif, salah satu mahasiswa pemenang kompetisi peradilan semu hukum Humaniter Internasional 2013 mengakui banyak pelajaran yang dipetiknya dari keikutsertaan dalam kegiatan lomba. Misalnya dari simulasi persidangan ia belajar bagaimana menghadapi suatu kasus nantinya.
“Lewat kompetisi kita banyak belajar bagaimana di dunia kerja kelak. Sehingga bisa menyiapkan diri terhadap berbagai situasi dan kemungkinan,” tuturnya.
Pendapat senada dikemukakan Ajeng Ayuningtyas, pemenang lomba karya tulis ilmiah nasional (Atlas). Dari kompetisi yang diikuti banyak pengalaman yang nantinya bisa diaplikasikan di dunia kerja mendatang. Selain itu mengikuti perlombaan juga sebagai bentuk dari kepedulian terhadap persoalan yang tengah berkembang di masyarakat.
“Lewat karya tulis kita bisa menyampaikan gagasan dan pemikiran bagaimana mengatasi dan memberi solusi permasalahan yang terjadi,” terangnya. (Humas UGM/Ika)