Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Biologi UGM mengadakan Konferensi Nasional Biodiversitas “INDONESIA TidakERLIHAT BERDAULAT”, Sabtu (10/5). Acara yang berlangsung di Ballroom ION’s International Education tersebut dihadiri oleh Menteri Kesehatan periode 2004-2009, Dr. dr. Siti Fadilah Supari, SP.JP(K) dan Kepala Bidang Zoologi LIPI Prof. Dr. Rosichon Ubaidillah. Konferensi yang dihadiri lebih dari 200 peserta dari berbagai daerah dan latar belakang ini merupakan sarana strategis untuk berbagi keresahan mengenai keadaan Indonesia sekarang. Salah satunya kasus tindak pencurian terhadap materi genetik dan kearifan lokal di Indonesia baik oleh pihak asing maupun perusahaan multinasional yang belakangan marak terdengar.
Salah satu contoh nyata dari tindak pencurian tersebut dialami langsung oleh Prof. Rosichon. Pada tahun 2012 serangga baru, Megalara garuda, dipublikasikan keberadaannya sebagai hasil kerjasama riset antara LIPI dengan University of California, Davis. Namun dalam publikasi tersebut nama Prof. Rosichon Ubaidillah yang sebenarnya terlibat penelitian tidak disebutkan.
“Kalo menurutku ini bukan lagi masalah publikasi. Ini bukti nyata kalau kita masih dijajah,” kata Rosichon.
Sayangnya, menurut Rosichon, sampai saat ini penelitian tentang biodiversitas masih rendah. Padahal database tersebut sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya tindak pencurian hasil biodiversitas Indonesia. Kondisi ini diperparah lagi dengan minimnya bantuan dana riset dari pemerintah.
“Dana riset kalau dilihat di APBN saja hanya 0,02 persen,” katanya.
Sementara itu Siti Fadilah Supari mengatakan sebagai negara megabiodiversitas sudah sepantasnya Indonesia menjadi negara yang berdaulat biodiversitasnya. Dengan begitu ketahanan negara dapat terbentuk sehingga tidak perlu membatasi diri dari pihak-pihak penyedia teknologi yang mungkin berkepentingan khusus pada biodiversitas Indonesia.
“Indonesia harus berdaulat,” kata Siti Fadilah.
Diakhir acara konferensi dilakukan pula pengumuman pemenang lomba esai nasional yang telah diselenggarakan pada bulan April 2014. Empat pemenang lomba esai tersebut antara lain Akbar Reza, Yolla Miranda, Stevanus, dan Rudi Nirwantono (Humas UGM/Satria)