BANTUL – Universitas Gadjah Mada dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) meresmikan dua bangunan sekolah untuk fasilitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Dusun Kalidadab dan Srunggo, Selopamioro, Imogiri, Bantul, Kamis (29/5). Bangunan senilai masing-masing Rp 30 juta dan Rp 15 Juta ini diharapkan mendukung keberlangsung pendidikan bagi anak-anak yang tinggal di sekitar wisata alam Goa Cerme. Peresmian ditandai dengan penandatangan prasasti oleh Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Prof. Dr. Suratman, M.Sc., dan Kepala Desa Selopamioro, Himawan Sajati.
Suratman mengatakan bantuan bangunan PAUD ini diinisiasi lewat kegiatan mahasiswa KKN PPM UGM yang memang dikhususkan melaksanakan program pendidikan dan kesehatan masyarakat. Bekerjasama dengan Baznas, kata Suratman, mahasiswa bisa merealisasikan fasilitas dua bangunan baru untuk PAUD serta bantuan alat peraga pada dua sekolah PAUD lainnya. “Keberadaan bangunan ini menambah kegairahan pendidikan PAUD di sini,” katanya.
PAUD yang berada di dekat wisata Goa Cèrme ini, diakui Kades Selopamioro, Himawan Sajati menambah daftar jumlah sekolah PAUD yanga da di Selopamioro. “Selama ini sudah ada 5 sekolah PAUD,” ujarnya.
Rahmi, 33 tahun, salah seorang guru PAUD asal Dusun Srunggo II, menuturkan siswa yang belajar di PAUD umumnya dari kalangan anak-anak dari keluarga petani dan buruh. Oleh karena itu, pendidikan yang dilaksanakan tiga kali selama sepekan ini, ujar Rahmi, pihaknya hanya menarik biaya Rp 5.000 per bulan. “Di PAUD, kita dorong tumbuh kembang anak lewat pendidikan budi pengerti dan budaya. Kita juga mengajarkan membaca dan mengenalkan budaya, seperti tari gambyong,” katanya.
Para pengajar PAUD di Selopamioro ini kebanyakan berasal dari anggota ibu-ibu PKK. Meski mengajar dengan sukarela, tanpa dibayar, mereka tetap bersemangat untuk mengajar. Di setiap PAUD, ada 4-5 orang ibu-ibu yang diangkat sebagai pengajar PAUD. Namun begitu, tidak banyak para ibu-ibu ini yang betah mengajar. “Kendala yang kita hadapi, banyak guru yang keluar masuk,” katanya.
Kurniawan Harya, anggota mahasiswa KKN PPM, membenarkan bahwa sebagian besar pengajar PAUD adalah para ibu rumah tangga yang sudah menjadi kader PPK untuk dididik menjadi guru PAUD. Mereka diberi pelatihan, modul, dan materi kurikulum pendidikan PAUD. “Mereka memang diminta dijadikan kader dan rela tidak dibayar,” ucapnya.
Selain peresmian bangunan sekolah PAUD, mahasiswa KKN PPM UGM dalam kesempatan tersebut juga membagikan sembako gratis dan kegiatan bazar yang dipadati ibu-ibu yang terbiasa tinggal di daerah lereng bukit sulit air ini. (Humas UGM/Gusti Grehenson)