YOGYAKARTA – Kebiasaannya mengutak-atik komputer dan membaca buku-buku tentang jaringan komputer, mahasiswa Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi UGM, Syukron Abu Ishaq Alfarozi, berhasil menjadi juara nasional kompetisi Netrider yang diselenggarakan perusahaan telekomunikasi asal Amerika Serikat, Cisco, pada 7 juni lalu di Universitas Brawijaya, Malang. Dalam kompetisi tersebut, Syukron bersama rekannya, Lathifah Fatharani, berhasil menyisihkan 19 tim peserta dari perguruan tinggi lain di babak final, seperti UI, ITB, Universitas Bina Nusantra, Institute Teknologi Telkom, Amikom Yogyakarta, dan Universitas Prahyangan.
Prestasi yang diraih Syukron ini didapat setelah ia 3 tahun berturut-turut mewakili UGM mengikuti kompetisi tahunan Cisco Netrider Indonesia. Namun keikutsertaan yang ketiga ini, dirinya berhasil meraih juara pertama. Dengan begitu, Syukron dan Latifah berhak mewakili Indonesia dalam kompetisi yang sama di tingkat Asia pasifik pada Oktober mendatang di Jakarta. “Kita akan bersaing dengan peserta dari 19 negara,” kata laki-laki kelahiran Pamekasan, Madura.
Di kompetisi Netrider yang berlangsung kemarin, kata Syukron, setiap peserta mengikuti ujian teori dan praktik. Pemenang ditentukan berdasarkan skor dari jawaban yang benar. Sebanyak 100 soal ujian teori yang harus dijawab dalam waktu 60 menit. Sedangkan dalam uji praktik, peserta diberikan tantangan menjawab persoalan jaringan komputer. Para mahasiswa yang mengikuti kompetisi ini paling tidak harus paham dan menguasai jaringan perangkat keras komputer. “Saat itu, kita diberikan tantangan jaringan komputer yang mengalami troubleshooting. Awalnya kita mengalami kesulitan mengakses server, setelah ketemu celahnya, semua berjalan dengan mudah,” kata anak ketiga dari lima bersaudara ini.
Latifah menambahkan, untuk bisa menjawab tantangan dalam kompetisi ini dirinya banyak berlatih untuk menguasai dasar-dasar jaringan komputer, konfigurasi router dan switch, wide area network. “Tapi dalam menjawab soal kita saling berdiskusi,” kata Latifah menimpali.
Kecintaannya pada jaringan komputer menurut Syukron dimulai sejak pertama masuk kuliah tahun 2010 lalu. Bahkan untuk mengikuti pendidikan khusus mengenai jaringan komputer, dia bersama Latifah mengikuti pendidikan akademi cisco. “Agar tahu jaringan komputer, saya harus hapal ratusan kode Perintah Command Prompt jaringan komputer,” tuturnya.
Meski memiliki kemampuan dalam bidang jaringan komputer, menurutnya, dirinya dididik menjadi administrator jaringan yang profesional. Soalnya, kompetensi yang dimiliki tersebut jangan sampai disalahgunakan seperti melihat data rahasia user atau merusak keamanan sistem jaringan. “Disini kita dilatih menjadi administrator jaringan yang baik. Jika tidak, kemampuan yang dimiliki bisa saja disalahgunakan,” kata Syukron yang bercita-cita ingin jadi ahli jaringan komputer ini. (Humas UGM/Gusti Grehenson)