Pemanfaatan batubara sebagai salah satu sumber energi telah banyak dilakukan dan menjadi sumber energi primer yang menjanjikan. Selain sebagai bahan baku alternatif pengganti minyak bumi, batubara dipergunakan pula bahan baku dalam pembuatan gas kota, kokas, dan briket batubara.
Salah satu proses penting dalam pengolahan awal batubara, baik sebelum dibakar, digasifikasi, maupun dilikuifaksi adalah pirosis batubara. Disamping menghasilkan batubara dengan nilai karbon yang tinggi, proses pirolisis ini ternyata menghasilkan pula produk-produk samping berupa tir, yang berbau menyengat dan sering dianggap sebagai limbah tetapi mengandung hidrokarbon rantai panjang cukup banyak (lebih dari 348 jenis senyawa kimia diantaranya senyawa fenol).
Dewi Selvia Fardhyanti, dosen Program Studi Teknik Kimia, Universitas Negeri Semarang, mengatakan perlu dilakukan penanganan lebih lanjut terhadap produk-produk samping batubara ini, agar menghasilkan senyawa-senyawa yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Oleh karena itu, penelitian perlu dilakukan untuk memungut fenol, 0-kresol dan p-kresol yang memiliki beberapa manfaat diantaranya dalam bidang industri polimer, obat-obatan, bahan peledak, pestisida, stabilizer dan antioksidan.
“Proses pemungutan senyawa fenol dari tir batubara dilakukan dengan proses ekstraksi cair-cair. Untuk mendukung perancangan alat ekstraksi skala industri yang lebih efisien/optimal maka diperlukan data keseimbangan cair-cair,” kata Dewi di KPTU FT UGM, Senin (23/6) saat menempuh ujian terbuka program doktor.
Mempertahankan desertasi “Model Kesetimbangan Termodinamis dalam Rangka Pemungutan Komponen-Komponen Utama Tir Batubara dengan Proses Ekstraksi Cair-Cair”, Dewi Sevia menyatakan perhitungan model termodinamis kesetimbangan cair-cair dikembangkan berdasarkan teori-teori termodinamika. Bahwa model matematik kesetimbangan cair-cair yang diperoleh dapat dipergunakan untuk generalisasi hasil pada proses ekstraksi dan bermanfaat untuk perancangan alat skala besar serta memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap proses ekstraksi cair-cair.
“Penelitian bertujuan mendiskripsikan secara kualitatif kesetimbangan ekstraksi cair-cair pemungutan komponen-komponen berharga dalam tir batubara yang merupakan kesetimbangan multi-solut, multi-diluen dan multi-solven. Bahwa penelitian ini sudah menggunakan multi solven, yaitu solven campuran metanol-air dan campuran aseton-air,” papar Dewi Selvia. (Humas UGM/ Agung)