Dosen Fakultas Biologi UGM, Prof. Dr. L. Hartanto Nugroho, M.Agr., berhasil meraih jabatan Guru Besar UGM. Hartanto dikukuhkan sebagai guru besar setelah menyampaikan pidato berjudul “Peran Anatomi dalam Studi Biosintesis dan Akumulasi Metabolit Sekunder pada Tumbuhan”, Selasa (24/6) di Balai Senat UGM.
Dalam kesempatan itu Hartanto mengatakan bahwa studi ilmu anatomi tumbuhan memiliki tradisi yang panjang sejak abad ke-17. Pada awal perkembangannya, sebelum ditemukan mikroskop elektron, tinjauan anatomi tumbuhan hanya mengandalkan mikroskop cahaya dengan batas ketelitian hingga 100 nm. Dari tinjauan sel yang dilakukan berhasil dikelompokkan komponen sel yang diketahui memberikan manfaat bagi tumbuhan itu sendiri maupun manusia.
Salah satunya pengelompokan benda ergastik menjadi produk makanan (metabolit primer) berupa karbohidrat, protein, asam amino, dan lemak. Kemudian produk sekret berupa enzim, pigmen, dan nektar. Sementara produk buangan mencakup tanin, minyak atsiri, serta senyawa fenolik.
“Seiring perkembangan ilmu dan teknologi, produk buangan yang semula dikatakan tidak bermanfaat ternyata dapat memberikan manfaat bagi tumbuhan dan manusia,” jelasnya.
Produk buangan tersebut memiliki fungsi sebagai senyawa pertahanan terhadap hama dan penyakit, termasuk terhadap predator. Bahkan memberikan perlindungan terhadap sinar ultraviolet, senyawa alelopati, interaksi dengan polinator,membantu perkecambahan biji, dan simbiosis.
“Bagi kesejahteraan manusia, beberapa kelompok senyawa tersebut diketahui bersifat biokatif seperti berperan sebagai antikanker, antibakteria, antioksidan, dan lainnya. Kelompok ini lazim disebut dengan istilah metabolit sekunder,” paparnya.
Melihat pentingnya metabolit sekunder bagi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia, Hartanto menegaskan perlunya dilakukan pengumpulan informasi akan distribusi metabolit sekunder berdasarkan pemahaman anatomi baik pada tingkat sel, jaringan, maupun organ tumbuhan. Pasalnya melalui informasi tersebut dapat digunakan untuk memetakan metabolit sekunder, khususnya yang memberikan manfaat bagi manusia dan untuk simplifikasi pemanenan produk.
Hartanto lahir di Merauke, 30 April 1965. Menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Biologi UGM (1988), pendidikan master di Adelaide University (1995), dan pendidikan doktor di Leiden University (2002). Selain aktif mengajar di Fakultas Biologi UGM, saat ini ia juga tergabung sebagai anggota tim pengembang sistem penjaminan mutu internal DIKTI. Pernah menjabat sebagai Kepala Museum Biologi Yogyakarta (2002-2008), Kepala Lab. Anatomi Tumbuhan Fakultas Biologi UGM (2009-2011), Ketua Gugus Jaminan Mutu Fakultas Biologi UGM (2010-2013), Ketua Bidang Pengembangan SMPI-PT S1, Kantor Jaminan Mutu UGM (2010-2011), serta Ketua Bidang Akreditasi Internasional Kantor Jaminan Mutu UGM (2012-2013). (Humas UGM/Ika)