Rabu, tanggal 26 Juni 2014 menjadi hari bersejarah buat Prof. Dr. Syamsul Hadi, S.U., M.A. Pada hari itu, dia menerima penghargaan dari Universitas Suez Canal Mesir atas pengajaran, karya-karya dan penelitian di bidang Linguistik Arab. Penghargaan Dedikasi Pen untuk pengembangan Ilmu Bahasa Arab dan pengembangan kerjasama dai Suez Canal university, ini tentu membuat decak kagum banyak orang. Betapa tidak, upacara pemberian penghargaan secara khusus dihadiri Gubernur Ismailia, Mayjen Ahmed el-Qashash, Kepala Otoritas Terusan Suez, Jenderal Mahab Mimisy, Kapolda Ismailiyah, para wakil rektor serta para dekan di lingkungan Universitas Suez Canal.
Meski mendapat penghargaan, Syamsul Hadi tidak lantas berbangga diri. Dia sangat bersyukur pada Allah dan mengucap terima kasih pada banyak pihak yang telah memberinya kesempatan. “Saya sangat senang dan bersyukur, karya-karya saya dalam bidang Bahasa Arab mendapat kepercayaan dari Civitas Academica Universitas Suez Canal. Sungguh ini merupakan sebuah anugerah yang tidak pernah saya bayangkan”, katanya, di FIB UGM, Jum’at (11/7).
Penghargaan dari Universitas Suez Canal merupakan bentuk apresiasi atas ketekunan Prof. Syamsul Hadi dalam mengembangkan Bahasa Arab di Indonesia, dan atas kerjasama yang baik selama ini, antara Universitas Gadjah Mada dan Universitas Suez Canal. Disebutkan tidak kurang 30 karya dalam Linguistik Arab telah ditulisnya, baik berupa buku, makalah seminar, jurnal, tulisan lepas maupun bahan pelatihan.
Bahkan beberapa karya dosen Sastra Asia Barat (Sastra Arab) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM ini pun mendapat pujian dan sanjungan dari pakar Bahasa Arab di Mesir, terutama Universitas Suez Canal. Secara khusus penghargaan diberikan pada pengembangan kuliah Linguistik Arab pada Program Master dan Doktor di UGM. Mata kuliah tersebut adalah (i) Madzhahib Lughawiyah (Schools of Arabic Linguistic); (ii) Ilmu-Lahjat (Arabic Dialectology); (iii) Shina’atul Mu’jam (Arabic Lexicology); dan Al-lughatul-Fuscha wal-‘Amiyah (Standard and Colloquial Arabic).
“Mata kuliah-mata kuliah tersebut jarang diberikan oleh universitas-universitas di Indonesia, bahkan di Mesir sendiri juga jarang di masukkan dalam krikulum”, terang Syamsul.
Syamsul Hadi mengakui berhubungan baik dengan orang menjadi salah satu kunci sukses dalam melakukan pekerjaan. Tidak hanya itu, dengan bekerjasama mampu mendorong seseorang mencapai prestasi yang terbaik. Sehingga tidak mengherankan bagi Guru Besar FIB yang dikukuhkan pada tanggal 13 Desember 2005, pernah mengemban sederet jabatan penting. Diantaranya Dekan FIB UGM 2004-2008, Dekan Fakultas Agama Islam (FAI), Universitas Ahmad Dahlan dan Pengelola Program S2 Ekonomi Islam di Sekolah Pascasarjana (SPs) UGM tahun 2008.
“Pada pengukuhan guru besar saya mengucap pidato dengan judul Perkembangan Mutakhir dalam Bahasa Arab. Sengaja saya pilih judul itu, karena besar perhatian saya pada perkembangan terkini dari bahasa Arab. Dibeberapa serial tulisan saya pun bertemakan perkembangan mutakhir bahasa Arab”, tuturnya.
Diluar itu, iapun diserahi amanat sebagai Ketua Pengelola Program Pascasarjana (S2 dan S3) Kajian Timur Tengah (KTT) UGM hingga 2015. Dengan demikian sejak tahun 2001 hingga kini selalu memegang amanah kepengurusan dan dilaksanakannya dengan penuh tanggung jawab. Masa-masa kepengurusan dilaluinya dengan menjalin kerjasama dengan beberapa universitas Al-Azhar, Universitas Thanta, Universitas Zagazig, Universitas Ains Syams, Cairo University, dan Universitas Al-Menia.
Salah satu kerjasama intensif yang dilakukan adalah dengan Universitas terusan Suez, Suez Canal University di Ismailiyah Mesir. Kerjasama ini berjalan dengan baik, bahkan di tahun 2005 ia ditunjuk sebagai koordinator pengiriman mahasiswa Indonesia ke Mesir. “Telah 9 gelombang pengiriman, pertengahan bulan Ramadhan inipun kita mengirim rombongan kesepuluh sebanyak 40 mahasiswa S1 dan S2 dari berbagai universitas di Indonesia”, jelasnya.
Menurut Syamsul Hadi, semua dapat berjalan dengan baik berkat dukungan KBRI di Kairo. Secara operasional dibantu Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Sangidu (periode lalu) dan Dr. Fahmi Lukman (periode saat ini).
“Ya kita dapat buah kerjasama lainnya yaitu dikirimkannya dosen bantuan dari Al-Azhar University untuk Program Pascasarjana KTT dan Program Sastra Arab S1 UGM, Dr. Nadi Thaha Abdullah dan Dr. Thamir As-Saady dari Suez Canal University”, tambahnya.
Sementara dalam keterlibatan organisasi, ia bersama Prof. Taufik A. Dardiri dan Ahmad Fuad Effendy mendirikan Ikatan Dosen Bahasa Arab (IMLA, Ittihadul Mudarrisin Lil-Lughatil Arabiyyah) pada tahun 1999. Iapun sempat menjadi Pimpinan Pusat IMLA tingkat nasional pada tahun 2007-2011 dan kini menjabat sebagai Anggota Dewan Penasehat.
Sebagai ilmuwan, Syamsul Hadi menjaga tradisi untuk tetap menulis dan menjadi pemakalah tingkat nasional maupun internasional. Di setiap semester, ia menulis makalah untuk seminar di luar negeri, terutama di Mesir. Beberapa tulisan yang telah dihasilkan, diantaranya Kata dan Istilah Asing dalam Bahasa Arab, Pengaruh Perkembangan llmu Pengetahuan dan teknologi terhadap Leksikografi Arab, Arabisasi Kata dan Istilah Asing, Akronim dalam Bahasa Arab: Pembahasan Seputar Perkembangan Mutakhir dalam Bahasa Arab Sei V dan masih banyak lagi.
“Terakhir saya menulis tentang Pembentukan Kata dan Istilah Baru dalam Bahasa Arab untuk orasi ilmiah pada Dies Natalis ke-50 Jurusan Sastra Asia Barat UGM”, jelasnya.
Ditengah berbagai kesibukannya, pria lelahiran Kulon Progo, 22 Juli 1952, masih sempat menyusun Kamus Jamak Tafsir dan Kamus Istilah Linguistik: Indonesia-Inggris-Arab. Karya tulisan lainnya Ajaran Islam tentang Ekonomi: Kumpulan Ayat-ayat Al-Qur’an Tentang Berbagai Aspek Perekonomian, Empat Ratus wazan Isim dalam Bahasa Arab serta Glosarium Kata dan Istilah Asing dalam Bahasa Arab. (Humas UGM/ Agung)