![](https://ugm.ac.id/2023/wp-content/uploads/2014/07/2407141406177575358685027.jpg)
Mahasiswa UGM yang terdiri dari Sindu Daniarta, Yollanda Zilviana Devi, Andhita Mustikaningtyas, Galih Pambudi dan Pandhu Picahyo dari Jurusan Teknik Fisika (JTF) berhasil mengembangkan PV atau photovoltaic yang lebih efisien dibandingkan PV lainnya. Penghematan ini dilakukan dengan menggunakan termoelektrik, yaitu komponen yang dapat mengkonversikan energi panas menjadi energi listrik dengan menggunakan efek Seeback.
“Efisiensi PV biasanya rendah karena sebagian besar energinya dikonversi menjadi panas residu,”papar Sindu, Kamis (24/7) di UGM.
Sindu menjelaskan efek Seeback terjadi pada saat kedua buah logam yang berbeda jenis disusun dalam sebuah rangkaian. Apabila salah satu sisi logam dipanaskan, maka akan timbul arus listrik di antara kedua sisinya. Penerapan termoelektrik pada PV ini tidak mengubah susunan dan komposisi dari sel surya sehingga lebih praktis.
“PV yang dilengkapi termoelektrik efisiensinya akan meningkat. Jika sebelumnya efisiensi PV berkisar 14 persen, maka dengan ditambah 8 termoelektrik efisiensinya meningkat jadi 14,3 persen,”imbuh mahasiswa asal Bantul tersebut.
Bersama Pusat Studi Energi UGM dan Laboratorium Energi Terbarukan JTF UGM program pengembangan PV ini diwujudkan melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Karsa Cipta dengan judul “Thermoelectric Sebagai Heat Collector Untuk Meningkatkan Efisiensi Pada Photovoltaic” dibawah bimbingan Rachmawan Budiarto, S.T., M.T.
Sindu mengatakan PV merupakan alat yang berfungsi untuk mengkonversikan radiasi energi dari matahari menjadi energi listrik dan dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal, seperti di traffic light atau untuk pompa air. Sayangnya, PV yang saat ini banyak digunakan di Indonesia hanya memiliki efisiensi sekitar 6-14 persen saja karena hanya 12-35 persen radiasi energi matahari yang benar-benar dikonversikan ke energi listrik. Efisiensi PV yang rendah disebabkan karena sebagian besar energinya dikonversi menjadi panas residu.
“Prinsipnya jika panas residu dari PV ini dapat diminimalkan atau dimanfaatkan tentu akan meningkatkan efisiensi dari PV,”terang Sindu.
Program kreativitas yang dikembangkan mahasiswa UGM tersebut sejalan dengan Rancangan Kebijakan Energi Nasional 2010-2015, yaitu target Indonesia untuk menggunakan 25 persen sumber energi nasional yang berasal dari energi terbarukan pada tahun 2025. Oleh sebab itu, berbagai kebijakan dan program tentang energi baru dan terbarukan dijalankan oleh pemerintah, termasuk di antaranya adalah pemanfaatan tenaga surya sebagai salah satu energi alternatif untuk Indonesia (Humas UGM/Satria)