Pemeriksaan Indeks Massa Tubuh (IMT) melalui penghitungan tinggi dan berat badan penting dilakukan sebagai alat secreening obesitas dan risiko kesehatan. Hanya saja, selama ini tidak sedikit tenaga kesehatan yang jarang melakukan pemeriksaan berat dan tinggi badan karena pemeriksaan IMT masih menggunakan cara manual. Namun dengan hadirnya sistem Nutrisomatic Fx buatan mahasiswa UGM, pemeriksaan IMT tidak lagi memakan waktu.
“Selama ini pemeriksaan IMT masih manual yang tidak praktis dan menghabiskan waktu lama. Misalnya menimbang dulu baru ukur tinggi badan, bahkan terkadang alatnya tidak jadi satu dengan posisi berjauhan,” kata Yasmin Noor Afifah, anggota pengembang Nutrisomatic Fx, Rabu (20/8) di UGM.
Alat pengukur status nutrisi otomatis ini tersusun dari tiga bagian utama. Pertama, sensor berat untuk mengetahui berat badan pengguna. Kedua, sensor kamera untuk mengolah citra digital sehingga diperoleh tinggi badan pengguna. Dalam pengolahan citra digital juga disertai dengan teknologi pendeteksi wajah (face detection). Ketiga, unit pemroses untuk mengolah data dari sensor berat dan sensor kamera menjadi data berupa keterangan IMT yang selanjutnya tnya ditampilkan pada layar LCD.
“Pada LCD menunjukkan berat badan dan tinggi penguna serta keterangan keidealan tubuh pengguna,” jelas mahasiswi Fakultas Kedokteran ini.
Kedepan, alat yang dikembangkan Yasmin beserta Putri Istiqomah Rizki Hidayatun (Fakultas Kedokteran), Fredy Aga Nugroho(FMIPA), dan Azis Fajar Riyadi (Teknik Mesin-SV) akan diintegrasikan dengan computerized medical record. Pengguna berdiri di atas timbangan dan menghadap kamera, kemudian data akan diproses dan hasil IMT dapat terlihat di layar display.
“Dengan alat ini mampu memberikan manfaat bagi petugas pleayanan kesehatan dalam menentukan status nutrisi secara otomatis, praktis, serta efisien,” harapnya. (Humas UGM/Ika).