YOGYAKARTA – Tahukan anda, paparan zat karsinogenik dalam bentuk emisi kendaraan bermotor, radiasi, alkohol, dan asap rokok berisiko terkena genotoksik atau merusak susunan genetik DNA dalam tubuh manusia? Kerusakan genetik ini tanpa disadari terjadi dalam jangka pendek, danbisa dirasakan dalam jangka panjang bahkan dapat diwariskan ke generasi selanjutnya. Hal inilah yang perlu diwaspadai karena penimbunan genotoksik ini ditengarai sebagai penyebab timbulnya berbagai penyakit-penyakit degeneratif serta kanker.
Melihat fakta demikian, sekelompok mahasiswa Farmasi UGM yang beranggotakan Yoce Aprianto, Asri Mega Putri, Faradiba, Raisatun Nisa Sugiyanto berhasil meneliti rumput mutiara (Hedyotis corymbosa (L.) Lam). Rumput yang biasa ditemukan di tanah yang lembab, pinggir jalan dan di pekarangan rumah ini mengandung senyawa antioksidan dalam tanaman yang berperan sebagai blocking agent yaitu menghambat ikatan dengan DNA, RNA, atau protein target. “Senyawa antioksidan pada rumput ini dapat melindungi tubuh dari kerusakan genetik akibat adanya radikal bebas,” kata Yoce saat ditemui di kampus Farmasi, Selasa (2/9).
Dipilihnya rumput mutiara ini menurut Yoce disebabkan karena sengaja mencari bahan antigenotoksik untuk memperbaiki kerusakan DNA. Menurutnya tanaman ini memiliki potensi sebagai agen kemoprevensi. Menurutnya, selama ini rumput mutiara sudah biasa digunakan sebagai obat radang usus buntu dan hepatitis.
Penelitian Yoce dan teman-temannya ini berhasil mendapat apresiasi tinggi di tingkat internasional, yakni dalam Asia-Pacific Pharmaceutical Symposium (APPS) yang diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia 22-28 Agustus 2014 belum lama ini. Salah satu anggota tim tersebut, Yoce Aprianto, berkesempatan mempresentasikan hasil penelitian tim mereka di hadapan mahasiswa farmasi se-Asia-Pasifik. Penelitian mahasiswa UGM menarik banyak perhatian juri dan peserta, sehingga berhasil memboyong dua penghargaan sekaligus yakni Winner of Scientific Research Competition dan Most Favourite Scientific Research Poster.
Seperti diketahui APPS ke-13 tahun ini diikuti oleh 11 negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Australia, Selandai Baru, Jepang, Korea, Taiwan, India, Algeria, dan Sudan. Dari Indonesia, selain tim mahasiswa Farmasi UGM, juga diikuti delegasi dari mahasiswa Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, dan Institut Teknologi Bandung. (Humas UGM/Gusti Grehenson)