Universitas Gadjah Mada dan Flinders University semakin mempererat kerjasama. Hal itu ditunjukkan kedatangan Vice-Chancellor of Flinders University, Prof. Michael Barber beserta delegasi lainnya untuk kedua kali ke UGM. Kedatangan rombongan diterima Rektor UGM, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc., Sc di ruang Majelis Guru Besar, Senin (8/9). Selain memantapkan kerjasama program dual degree Program Master Administrasi Publik, Manajemen, Kebijakan dan Program Master Manajemen Rumah Sakit yang telah berjalan, kedua belah pihak juga mendiskusikan berbagai kemungkinan kerjasama lainnya.
Pratikno mengungkapkan suatu kebahagiaan bisa mewujudkan kerjasama dengan Flinders University. Banyak alasan yang bisa UGM ungkapkan, kenapa harus meyakinkan hubungan tersebut.
“UGM berada di Yogyakarta yang notabene kota pendidikan dan kebudayaan. Banyak budaya yang kemudian bisa dipelajari. Selain itu ada sekitar 260 ribu mahasiswa berada di Yogya,” katanya.
Kata Rektor, dengan memiliki 18 fakultas, Sekolah Pascasarjana dan sekolah Vokasi menjadikan UGM sebagai universitas terlengkap. Dengan potensi yang dimiliki tersebut, permasalahan di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat, senantiasa dilakukan dengan pendekatan secara komprehensif.
“Sudah sejak lama UGM melakukan pengembangan multidisipliner. UGM meyakini solusi untuk masalah tidak lagi bisa jika hanya mengandalkan satu bidang ilmu. Karena itu, saya menyambut baik ketertarikan kerjasama dengan Flinders di bidang IT dan pendidikan di samping pogram dual degree yang telah berjalan,” imbuhnya.
Bagi Prof. Michael Barber kerjasama Flinders University dan UGM sangat penting, seperti juga hubungan Pemerintah Australia dan Indonesia. Sebab Indonesia merupakan negara tetangga terdekat Australia. Proses Pilihan Presiden di Indonesia, kata Michael, telah menarik banyak pihak di Australia. Indonesia dinilainya telah berhasil membuktikan sebagai negara yang memiliki budaya pluralistik dengan proses demokrasi yang berjalan bagus.
“Seperti di nyatakan PM Australia, bekerjasama dengan Indonesia sangat penting. Sebab Indonesia memiliki posisi penting di Asia,” katanya.
Michael Barber merasa senang bisa membawa rombongan Flinders University dari berbagai cabang ilmu ke UGM. Dengan begitu, ia berharap Flinders University bisa berdiskusi dengan UGM untuk membuka kemungkinan kerjasama-kerjasama lainnya.
“Tentu saja, kunjungan kali ini merupakan kunjungan terakhir saya. Karena di tahun depan saya sudah pensiun, dan saya bangga berhadapan dengan rektor yang merupakan alumnus dari Flinders University,” ujar Michael.
Di samping diisi presentasi dua belah pihak, acara kunjungan dilanjutkan diskusi. Berbagai materi dibahas dalam forum grup diskusi di antaranya masalah studi hubungan internasional dan kebijakan publik, lingkungan, bidang hukum, linguistik, pendidikan dan bahasa, bisnis, serta kesehatan dan keperawatan. (Humas UGM/ Agung)